
Technologue.id, Jakarta - Apple dikenal sebagai pionir dalam hal desain produk yang ramping, elegan, dan futuristik. Namun, dalam perjalanannya, tak jarang ambisi desain tersebut datang dengan kompromi besar terhadap fungsi dan kenyamanan pengguna. Peluncuran iPhone Air seolah menghidupkan kembali era lama Apple, ketika bentuk sering kali lebih diutamakan daripada substansi.
iPhone Air tampil dengan bodi yang jauh lebih tipis dan ringan dari pendahulunya. Namun, demi mencapai profil yang setipis ini, Apple tampaknya kembali menempuh jalur yang pernah dikritik yaitu mengorbankan fitur penting yang justru dibutuhkan pengguna.
Baterai dengan kapasitas lebih kecil, sistem pendingin pasif yang berpotensi membatasi performa saat penggunaan berat, hingga penghilangan port dan tombol fisik tertentu, membuat banyak pengguna bertanya: apakah ini benar-benar kemajuan, atau sekadar estetika?
Baca Juga:
iPhone Air Jadi Ponsel Tertipis Apple Sepanjang Masa
Jadi, apa saja pengorbanan para desainer iPhone Air untuk menciptakan ponsel dengan ketebalan 5,64 mm? Berikut beberapa kekurangan yang jelas ada pada iPhone Air, sebagaimana dirangkum dari GSM Arena (11/9/2025).
- Baterai
iPhone Air memiliki kapasitas baterai 3.149mAh, atau lebih rendah dari baterai 3.692mAh pada iPhone 17 regular (meskipun lebih tebal) dan jauh lebih kecil daripada baterai 4.832mAh pada iPhone 17 Pro Max.
Itu berarti daya tahannya lebih rendah dengan sekali pengisian daya. Berdasarkan label energi Uni Eropa, dikatahui bahwa iPhone Air bertahan 40 jam dengan sekali pengisian daya, dibandingkan dengan 41 jam untuk ponsel standar dan 53 jam untuk Pro Max.
Lebih parah lagi, baterai yang lebih kecil juga berarti pengisian daya yang lebih lambat. Baik iPhone 17 standar maupun 17 Pro Max dapat terisi hingga 50% dalam 20 menit, sedangkan iPhone Air membutuhkan 30 menit untuk mencapai presentase tersebut.
Untungnya, Apple tidak mengorbankan dukungan MagSafe, yang mungkin mengurangi daya tahan baterai hingga sepersekian milimeter.
- Ukuran Layar
iPhone Air memiliki layar 6,5 inci atau lebih kecil dari panel 6,7 inci pada iPhone 16 Plus dan lebih kecil dari ukuran 6,9 inci pada iPhone 16 dan 17 Pro Max. Layarnya lebih besar dari layar 6,3 inci pada iPhone 17 (ponsel standar sebelumnya memiliki layar 6,1 inci).
Model "Air" adalah satu-satunya iPhone baru yang masih menggunakan rangka titanium. Bahkan iPhone Pro kembali menggunakan aluminium. Titanium lebih kaku daripada aluminium, yang berarti lebih tahan terhadap tekukan.
Namun, dengan rangka setipis itu, titanium pun mungkin tidak akan cukup kuat jika Apple menggunakan layar 6,7 inci atau 6,9 inci. Samsung juga menggunakan titanium untuk Galaxy S25 Edge dan meskipun sedikit lebih tebal (5,8 mm), layarnya 6,7 inci lebih besar.
Baca Juga:
Apple Perpanjang Akses Gratis Fitur Komunikasi Satelit untuk iPhone 14 dan 15
- Kamera Utama

iPhone Air hanya memiliki satu kamera di bagian belakang. Dan itu bahkan bukan kamera utama terbaik Apple. Modul Air sama seperti pada ponsel standar, yang memiliki sensor 1/1,56”, atau lebih kecil daripada sensor 1/1,28” pada kedua model Pro. Dalam hal ukuran piksel, ukurannya 1,0µm vs. 1,22µm.
Selain itu, kamera ini tidak memiliki dukungan ProRes, ProRes RAW, dan Apple Log 2.
- Kamera Telefoto
Modul 48MP memiliki kemampuan maksimal bila dipakai sampai zoom 2x, setelah itu, kualitas gambar mulai menurun.
Mungkin, ini hanya bagian dari segmentasi pasar. Pemilik iPhone 17 Pro Max mungkin merasa dirugikan jika Air memiliki kamera utama yang lebih baik daripada ponsel mahal mereka.
- Speaker stereo
Apple iPhone Air memiliki satu speaker yang terpasang di bagian atas. Bagian bawah yang hanya setebal 5,64 mm, mungkin tidak memiliki cukup ruang untuk speaker tambahan. Atau mungkin Apple memutuskan bahwa ruang tersebut akan lebih baik digunakan untuk baterai.