Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Ancaman Online di Indonesia Alami Penurunan Sepanjang Q1 2024
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pengguna online dalam negeri terus menjadi target menarik bagi penjahat dunia maya. Menurut laporan terbaru Kaspersky, sebanyak 5.863.955 deteksi ancaman online berhasil diblokir selama periode Januari hingga Maret tahun ini. Jumlah ini turun 23,37% dibandingkan 7.651.841 deteksi pada periode yang sama tahun lalu.

Data terbaru Kaspersky, misalnya, mengungkapkan bahwa 97,465 phishing finansial, 16,4 juta insiden lokal, 11,7 juta serangan RDP, dan 97,226 deteksi ransomware terjadi di Indonesia selama periode Januari hingga Desember tahun lalu.

Baca Juga:
Perkuat CyberSecurity, Kaspersky Next Gabungkan Kekuatan EDR dan XDR

Infeksi pada serangan jenis ini terjadi ketika mengunjungi situs web yang terinfeksi, tanpa intervensi apa pun dari pengguna dan tanpa sepengetahuan mereka. Metode ini digunakan di sebagian besar serangan. Diantaranya, malware tanpa file adalah yang paling berbahaya: kode berbahayanya menggunakan langganan registri atau WMI untuk persistensinya, tidak meninggalkan satu objek pun untuk analisis statis pada disk.

Secara keseluruhan, sebesar 21,2% pengguna diserang oleh ancaman yang disebarkan melalui web selama periode Q1 2024. Hal ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-96 di dunia dalam hal bahaya yang terkait dengan penjelajahan web.

Secara umum, 23,3% pengguna diserang oleh ancaman lokal selama kuartal pertama tahun 2024. Dalam tahun ini, produk Kaspersky mendeteksi 10.094.836 insiden lokal pada komputer peserta KSN di Indonesia. Angka tersebut turun 23,35% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 13.170.332 deteksi. Data tersebut juga menempatkan Indonesia pada posisi ke-76 secara global.

Baca Juga:
Studi Baru Kaspersky Ungkap Eksperimen Kejahatan Dunia Maya AI di Dark Web

Penggunaan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna merupakan indikator yang sangat penting. Worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode "offline" lainnya.

"Meskipun statistik kami menunjukkan penurunan umum dalam ancaman online dan lokal di Indonesia, jumlah deteksinya masih relatif tinggi. Kami menghimbau seluruh individu dan organisasi di Indonesia untuk mewaspadai kemungkinan upaya siber lainnya yang mungkin lebih canggih atau bahkan lebih sederhana dari ini," ujar Dony Koesmandarin, Enterprise Group Manager untuk Indonesia di Kaspersky.

Bagi organisasi disarankan untuk tidak mengunduh dan menginstal aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya. Sedangkan bagi individu, diharap tidak mempercayai email dari pengirim yang tidak dikenal sampai Anda dapat memverifikasi keasliannya.

SHARE:

Skolla Ciptakan Inovasi Omni Learning untuk Capai Pendidikan Berkualitas

Analis: PPN 12% Jadi Pukulan Telak untuk Industri Smartphone