
Technologue.id, Jakarta - Google terus memperluas penerapan teknologi kecerdasan buatannya dalam layanan pencarian. Setelah pertama kali diperkenalkan dalam versi pratinjau pada program Labs di bulan Maret 2025, kini perusahaan mengumumkan peluncuran chatbot AI khusus di fitur Penelusuran ke 40 wilayah baru, lengkap dengan dukungan untuk 35 bahasa tambahan.
Bahasa-bahasa baru yang kini didukung mencakup sejumlah bahasa utama dunia, termasuk Arab, Mandarin, Kroasia, Ceko, Belanda, Jerman, Yunani, Prancis, Melayu, Rusia, Thailand, Vietnam, dan lainnya. Dengan penambahan ini, lebih banyak pengguna global dapat berinteraksi dengan fitur Mode AI dalam bahasa lokal mereka.
Baca Juga:
Google Diam-diam Persiapkan Integrasi Quick Share ke iPhone
Google menyatakan bahwa kecanggihan model Gemini khusus untuk Penelusuran menjadi kunci di balik perluasan ini. Model tersebut menawarkan kemampuan penalaran tingkat lanjut dan pemahaman multimodal yang membuatnya lebih efektif dalam menangkap konteks dan nuansa bahasa, serta menghindari kesalahan interpretasi dan jawaban yang kaku.
Pada bulan Mei 2025, dua bulan setelah pengujian dimulai, Google meluncurkan Mode AI secara luas di Amerika Serikat. Dalam pengumumannya, Google menyatakan komitmennya untuk secara bertahap mengintegrasikan berbagai fitur dan kemampuan dari Mode AI ke dalam Ikhtisar AI di halaman hasil pencarian inti. Integrasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara menyeluruh berdasarkan umpan balik yang diterima selama fase pengujian.
Kemudian, pada awal September, Google memperluas dukungan bahasa untuk Mode AI mencakup Hindi, Indonesia, Jepang, Korea, dan Portugis Brasil. Dalam beberapa minggu mendatang, lebih banyak pengguna di wilayah-wilayah baru akan mulai melihat respons berbasis AI langsung di hasil pencarian mereka.
Baca Juga:
Google Drive Hadirkan Fitur Edit Video Langsung
Selain perluasan wilayah dan bahasa, Google juga menambahkan berbagai peningkatan pada Mode AI, termasuk pembaruan yang membuat AI lebih cakap dalam memahami perintah berbasis visual.
Namun, tidak semua tanggapan terhadap fitur ini positif. Beberapa penerbit online menyuarakan kekhawatiran atas penurunan lalu lintas ke situs mereka akibat ringkasan instan yang diberikan oleh Mode AI. Sebuah studi dari Pew Research Center menunjukkan bahwa pengguna cenderung tidak mengeklik tautan situs web ketika mereka telah mendapatkan jawaban yang memadai melalui ringkasan AI di bagian atas hasil pencarian.