Technologue.id, Jakarta - Kejahatan siber merupakan masalah serius yang dapat menyerang baik individu maupun institusi. Keuangan menjadi sektor yang sangat rentan terekspos ancaman kejahatan siber, karena besarnya data sensitif keuangan dan tingginya nilai transaksi yang ditangani.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyatakan bahwa serangan siber memiliki dampak yang signifikan kepada Sistem Stabilitas Keuangan. Serangan siber dapat mengganggu layanan keuangan yang diberikan lembaga keuangan dan mendisrupsi sistem integritas keuangan.
Baca Juga:
Starlink Punya Market Berbeda, XL Axiata Sebut Bukan Kompetitor
“Tingginya eksposur ancaman siber membuat pihak bank harus menerapkan upaya penguatan keamanan siber yang efektif. Tak hanya mencegah insiden siber, tapi juga mendeteksi saat insiden berlangsung dan memulihkan setelah insiden terjadi,” ungkap Royke Tobing, Direktur Cyber Intelligence PT Spentera.
Spentera menemukan beberapa kerentanan yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi pengembangan dalam aplikasi banking seperti proses transaksi transfer, pembayaran, dan penarikan uang menggunakan akun pengguna lain, permintaan pengiriman uang atau permintaan membagi tagihan menggunakan akun pengguna lain, mengurangi jumlah pembayaran dan biaya admin dari fitur isi ulang dan penagihan serta memodifikasi data penting tanpa persetujuan supervisor.
Spentera menyediakan layanan untuk pengujian keamanan siber bagi bank komersial sesuai dengan panduan Surat Edaran OJK. Layanan Cyber Security Testing dari Spentera terdiri dari Security Assessment yang mencakup vulnerability assessment dan penetration test.
Sedangkan untuk pengujian berdasarkan Skenario, bentuk-bentuknya mencakup table-top exercise, cyber range exercise, social engineering exercise, dan adversarial attack simulation exercise seperti yang diwajibkan oleh OJK.
Baca Juga:
Qualcomm Luncurkan Snapdragon X Plus untuk Perkuat Lini PC
"Layanan Penetration Testing merupakan salah satu keunggulan Spentera dalam pengujian keamanan siber. Tim kami berusaha memahami pemikiran si penyerang, lalu meniru strategi yang mereka terapkan, sehingga dapat menemukan bidang yang perlu perbaikan dan titik-titik lemah yang berisiko di dalam sistem," jelas Marie Muhammad, Director of External Operation Spentera.
Selama 12 tahun kehadirannya, Spentera telah menjadi kepercayaan perusahaan dan lembaga dari berbagai sektor di Indonesia, termasuk sektor keuangan, perbankan, oil & gas, telekomunikasi, otomotif, dan pemerintahan.