
Technologue.id, Jakarta - Ambisi BYD untuk memperluas kekuatan produksinya di Amerika Utara harus direm mendadak. Rencana pendirian pabrik raksasa di Meksiko senilai US$600 juta dibatalkan menyusul tekanan geopolitik dari Amerika Serikat.
Pemerintah Meksiko yang semula terbuka terhadap ekspansi teknologi dari China, akhirnya menutup pintu halus untuk BYD. Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador secara terang-terangan menyebut kekhawatiran AS sebagai faktor yang tak bisa diabaikan.
"Kami harus menjaga hubungan baik dengan AS," ujar Presiden Meksiko seperti dikutip laman El Adelantado.
Padahal, kehadiran BYD bisa membuka lebih dari 10 ribu lapangan kerja dan memperkuat posisi teknologi ramah lingkungan di wilayah tersebut. Namun bagi AS, ini bukan sekadar investasi otomotif. Ini soal kendali atas teknologi baterai dan kendaraan listrik yang strategis.
Amerika Serikat memang sedang giat membendung ekspansi teknologi China, dari chip hingga EV. BYD pun akhirnya memilih jalur lebih aman yaitu tetap menjual mobil di Meksiko, tapi tanpa basis produksi lokal. Strategi ini mungkin menghindari konflik, tapi mengurangi daya saing di pasar regional.
Jika pemain sebesar BYD saja bisa ditahan langkahnya, bagaimana dengan startup teknologi lain yang ingin berekspansi ke luar negeri? Dunia digital kini tak hanya ditentukan inovasi, tapi juga tensi politik global.