Technologue.id, Jakarta - Perempuan berinisial RN mengalami perlakuan buruk dari driver ojek online. Korban nyaris menjadi korban penculikan karena rute perjalanan sudah melenceng jauh dari tujuan. RN sampai terpaksa loncat dari motor yang masih melaju.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 1 November 2025, pukul 19.17 WIB. Korban awalnya memesan ojek online dari sebuah mal di Jakarta Pusat untuk kembali pulang ke rumahnya.
"Karena ingin segera sampai pulang ke apart. Aku memilih menggunakan jasa driver online motor. Karena pikirku akan lebih aman jika menggunakan motor kalua terjadi apa-apa," tulis RN dalam akun media sosial Instagram miliknya.
Baca Juga:
Respon Korban Wanita Lihat Oknum Driver GrabCar Diciduk Polisi
Ia mengaku dari awal sudah menaruh curiga karena sang driver telah mengaktifkan notifikasi aplikasi yang menunjukkan informasi "Anda sudah dijalan bersama driver" padahal saat itu mereka belum bertemu.
Selain itu, driver juga menyimpan plastik berbeda di saku kanan dan kiri celananya, padahal kondisi saat itu sedang tidak hujan.
Ketika motor baru berjalan, oknum driver sempat mengatakan akan melewati jalan Kota saja. Tanpa curiga, RN mengiyakan dengan pikiran motor akan melaju melewati jalan besar, tanpa memotong jalan kecil.
Ternyata driver justru meningkatkan kecepatan motornya dan terus bergerak menjauhi destinasi tujuan RN. "Driver mulai agak ngebut, menuju arah yang berbeda dari jalan pulang yang aku lewatin biasanya," ungkapnya.
Baca Juga:
Pelaku Pemerasan Penumpang GrabCar Kini Diamankan Polres Metro Jakarta Barat
Beberapa belokan yang bisa mengarahkan kembali ke rute tujuan sesuai aplikasi terus dilewati oknum driver dengan kecepatan tinggi. Hal ini yang membuat RN ketakutan.
Ketika sadar lokasi tujuan sudah jauh, RN berinisiatif meminta berhenti di sebuah minimarket yang dia lewati. Namun lagi-lagi, driver menambah kecepatan motornya dan menghiraukan permintaan korban.
Karena panik akan diculik, RN memilih melompat di tengah jalan dan berlari meminta perlindungan ke seorang petugas keamanan setempat. Tubuhnya gemetar dan merasa trauma.
Ia kemudian memesan taksi untuk mengantarkannya kembali ke tujuan awalnya.
Setelah tiba di rumah, RN melaporkan kejadian tersebut ke perusahaan tempat driver menjadi mitra. Mereka berjanji bakal meninjaklanjuti laporan tersebut sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Walaupun tanggapan dari perusahaan jasa bersangkutan terkesan kurang melindungi pengguna, aku memutuskan tidak memperpanjang masalah ini.Tidak terpikir oleh ku untuk merekam kejadian saat berlangsung sehingga aku tidak memiliki bukti yang cukup kuat," ujarnya.