
Technologue.id, Jakarta - Tips Menjaga Di tengah era digital yang serba terhubung, kekhawatiran terhadap dampak penggunaan gadget pada anak semakin sering muncul di ruang-ruang diskusi orang tua. Tak sedikit yang merasa cemas, apakah perangkat seperti tablet dan smartphone justru mengganggu tumbuh kembang anak, mengurangi waktu interaksi langsung, hingga membuat anak terlalu bergantung pada layar.
Kekhawatiran ini tentu bukan tanpa alasan, terutama ketika gadget digunakan secara pasif dan tanpa pendampingan yang memadai. Namun, kekhawatiran ini ditampik oleh Psikolog dan Co-Founder Good Enough Parents, Pritta Tyas.
Menurut Pritta, salah satu tantangan dalam penggunaan gadget di lingkungan keluarga adalah ketika perangkat ini berubah fungsi menjadi pengganti kehadiran orang tua. Gadget seharusnya menjadi alat untuk mendukung interaksi, bukan untuk menghindari atau menggantikan perhatian yang dibutuhkan anak. Karena itu, penting bagi orang tua untuk hadir dan terlibat aktif saat anak menggunakan perangkat digital.
Penting pula bagi keluarga untuk menentukan tujuan yang jelas setiap kali menggunakan gadget. Misalnya, apakah sesi tersebut dimaksudkan untuk belajar, menggambar, atau sekadar mencari hiburan edukatif bersama. Ketika penggunaan gadget dilakukan dengan niat yang terarah, anak akan lebih mudah membangun kedisiplinan dan tidak terjebak dalam konsumsi konten pasif.
Pritta juga menyarankan agar orang tua lebih selektif dalam memilih konten. Carilah aplikasi atau program yang bersifat interaktif dan mendorong eksplorasi. Aktivitas seperti menggambar digital, membuat cerita, atau menjawab tantangan edukatif akan memberi dampak yang lebih membangun dibanding sekadar menonton video secara pasif.
Kehadiran orang tua tetap menjadi kunci. Saat anak menggunakan gadget, orang tua sebaiknya mendampingi secara aktif—bukan hanya untuk mengawasi, tapi juga untuk membangun momen kebersamaan dan menyisipkan nilai-nilai penting melalui percakapan ringan. Ini menciptakan kedekatan emosional dan meminimalkan potensi dampak negatif dari penggunaan teknologi.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, fitur kontrol orang tua bisa dimanfaatkan sebagai pembatas waktu dan filter konten. Dengan menciptakan ruang digital yang aman, anak-anak bisa mengeksplorasi dengan tenang tanpa terpapar risiko yang tidak sesuai usia mereka.
Dan yang tak kalah penting, setelah sesi penggunaan gadget selesai, ajak anak untuk berdiskusi ringan. Tanyakan apa yang mereka pelajari, apa yang mereka sukai, atau bagaimana perasaannya setelah menggunakan gadget.
Refleksi kecil seperti ini sangat membantu membentuk literasi digital yang sehat sejak usia dini, sekaligus memperkuat ikatan antara anak dan orang tua di tengah era digital. Gimana sudah siap mendampingin anak berinteraksi dengan gadget?