Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Rahasia Latihan Alex Palou: CrossFit hingga Lari yang Dibenci
SHARE:

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya duduk di kokpit mobil balap dengan kecepatan lebih dari 350 km/jam? Sementara tubuh Anda mengalami tekanan G-force yang luar biasa, jantung berdebar kencang, dan konsentrasi harus tetap terjaga sempurna. Bagi juara Indy 500 Alex Palou, kunci kemenangan justru tidak ditemukan di sirkuit, melainkan jauh sebelum ia memasuki mobil balapnya.

Dalam dunia balap elit, persiapan fisik bukan sekadar pelengkap—melainkan fondasi kesuksesan. Bayangkan atlet yang harus bertahan selama berjam-jam dalam posisi tidak alami, sambil mempertahankan refleks super cepat dan ketenangan mental di bawah tekanan ekstrem. Inilah realitas yang dihadapi pembalap seperti Palou, di mana setiap detik latihan di luar trek menentukan hasil di hari perlombaan.

Melalui wawancara eksklusif dengan GQ, juara empat kali IndyCar Series ini membongkar rahasia rutinitas kebugarannya yang ternyata jauh dari gambaran konvensional. Dari CrossFit yang menjadi tulang punggung latihannya hingga hubungan cinta-benci dengan lari, berikut adalah analisis mendalam tentang filosofi kebugaran salah satu pembalap terbaik dunia.

CrossFit: Fondasi Utama Kekuatan Pembalap

"Apa yang bekerja untuk saya—dan yang telah saya lakukan selama enam, tujuh tahun sejak saya bergabung dengan IndyCar—adalah melakukan CrossFit," ungkap Palou dengan nada percaya diri. Pernyataan ini mungkin mengejutkan bagi yang mengira pembalap hanya fokus pada latihan spesifik berkendara. Namun bagi Palou, CrossFit memberikan dasar kekuatan yang justru sangat relevan dengan tuntutan balap.

Rutinitas hariannya dimulai dengan gerakan pemanasan, dilanjutkan dengan angkat beban, dan diakhiri dengan workout CrossFit yang eksplosif. "Cukup mirip dengan apa yang kita rasakan di mobil, harus mengangkat beban sementara detak jantung tinggi dan Anda memiliki ketegangan," jelasnya. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang prinsip spesifisitas dalam pelatihan—di mana latihan dirancang untuk meniru kondisi aktual yang akan dihadapi atlet.

Yang menarik, Palou konsisten dengan rutinitas ini baik selama musim balap maupun offseason. Konsistensi ini mengungkap disiplin mental yang sama yang membuatnya menjadi juara bertahan Indianapolis 500. Dalam dunia di mana banyak atlet mengurangi intensitas latihan selama offseason, komitmen Palou justru tetap tidak berubah.

Latihan Spesifik dan Perlawanan Terhadap Lari

Di luar CrossFit, Palou tidak mengabaikan latihan spesifik berkendara. Ia secara khusus menyebutkan pekerjaan leher dan pegangan sebagai elemen kritis dalam regimen-nya. Pekerjaan leher sangat vital mengingat tekanan G-force yang konstan di tikungan, sementara kekuatan genggaman menentukan presisi kontrol kemudi pada kecepatan tinggi.

Namun bagian paling mengejutkan dari wawancara ini adalah pengakuannya tentang lari. "Saya tidak bisa. Saya tidak suka itu," ujarnya dengan jujur, meski mengakui bahwa cardio merupakan bagian besar dari rutinitas kebugarannya. Pernyataan ini menghancurkan stereotip atlet elit yang menikmati setiap aspek pelatihan mereka.

Palou mengungkapkan bahwa dia pernah bersepeda gunung tetapi berhenti setelah mematahkan tulang selangkanya satu dekade lalu. Setelah mencoba berbagai alternatif cardio seperti berenang dan bersepeda indoor, dia akhirnya memutuskan untuk tetap berlari. "Sulit bagi saya untuk berlari dan melakukan sesi cardio tersebut. Mereka penting, tetapi tidak semenyenangkan sekadar mengangkat beban atau bersaing dengan seseorang ketika Anda berolahraga," tambahnya.

Filosofi Pemulihan yang Minimalis

Dalam era di mana metode pemulihan semakin kompleks—dari terapi cryo hingga chamber hiperbarik—pendekatan Palou justru terkesan minimalis. "Saya mencoba cold plunge, tetapi itu tidak benar-benar gaya saya. Saya hanya memiliki compression boots untuk kaki saya. Itu bagus untuk bepergian," ujarnya.

Pilihan ini menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhannya sendiri sebagai pembalap. Compression boots secara khusus menargetkan masalah sirkulasi di kaki—area yang paling menderita selama berjam-jam duduk di kokpit mobil balap. Keputusannya untuk tidak mengikuti tren recovery yang lebih ekstrem mencerminkan keyakinannya pada apa yang benar-benar bekerja untuk tubuhnya.

Pendekatan personalisasi dalam pemulihan ini sejalan dengan tren kebugaran modern di mana atlet semakin memahami bahwa tidak ada solusi satu-untuk-semua. Seperti yang terungkap dalam penelitian Coda Indonesia tentang atlet esports, pemahaman tentang kebutuhan individu adalah kunci performa optimal.

Mentalitas Latihan Lebih Keras dari Balapan

Mungkin filosofi paling powerful yang diungkapkan Palou adalah prinsip membuat latihan "super hard" sehingga balapan terasa mudah secara perbandingan. "Bagi saya, jauh lebih sulit untuk berolahraga dan melakukan rutinitas normal saya daripada membalap IndyCar pada hari Minggu," katanya.

Pernyataan ini mengungkap psychological edge yang dimiliki juara sejati. Dengan sengaja menciptakan ketidaknyamanan ekstrem dalam latihan, Palou membangun ketahanan mental yang membuat tekanan balapan terasa manageable. Pendekatan ini mirip dengan prinsip overload dalam pelatihan atletik, tetapi diterapkan pada dimensi mental.

"Secara mental, itu jauh lebih menyakitkan bagi saya, yang baik dalam satu hal. Kemudian ketika Anda berada di hari balap, Anda bisa jauh lebih santai, atau jauh lebih nyaman," tambahnya. Mentalitas ini menjelaskan mengapa pembalap seperti Palou tampil tenang di bawah tekanan ekstrem—mereka telah melalui yang lebih buruk dalam latihan.

Kontekstualisasi dengan Atlet Lain

Palou bukan satu-satunya atlet yang berbicara tentang pentingnya rutinitas kebugaran dan pemulihan. Pada Maret lalu, Stephen Curry mengatakan kepada Business Insider bahwa semakin tua membuatnya menyadari pentingnya istirahat dan pemulihan. "Dan bagi saya, masuk ke cold tubs, sauna, compression sleeves untuk memastikan Anda memiliki aliran darah yang baik di kaki, suplemen berbeda—semua memberi saya sedikit dorongan," kata juara NBA empat kali tersebut.

Pada Juli, quarterback Buffalo Bills Josh Allen mengatakan dia berlatih empat hari seminggu dan baru-baru ini menambahkan infrared sauna dengan terapi cahaya merah ke rutinitas pemulihannya. "Saya dan istri telah melakukan itu hampir setiap hari," katanya.

Perbandingan ini menunjukkan bahwa sementara metode mungkin berbeda, komitmen pada pemulihan adalah benang merah di antara atlet elit. Teknologi pemulihan semakin canggih, seperti yang terlihat dalam perkembangan teknologi 3D berbiaya rendah yang bisa memantau recovery atlet.

Relevansi dengan Atlet Amatir dan Teknologi Pendukung

Meskipun rutinitas Palou dirancang untuk tuntutan balap elit, prinsip-prinsip dasarnya relevan bagi atlet amatir sekalipun. Konsistensi, spesifisitas, dan pemulihan yang memadai adalah pilar kebugaran universal. Bahkan dengan alat sederhana seperti aplikasi penghitung kalori berbasis foto, siapapun dapat memulai perjalanan kebugaran yang lebih terukur.

Yang menarik, Palou tidak tergantung pada peralatan mewah atau teknologi mutakhir. Compression boots-nya adalah alat yang relatif sederhana, menunjukkan bahwa efektivitas tidak selalu sebanding dengan kompleksitas. Pendekatannya mengingatkan pada inisiatif seperti Grabwheels gratis untuk tenaga medis—solusi sederhana namun tepat sasaran.

Kisah Palou mengajarkan bahwa kesuksesan atletik dibangun di atas fondasi disiplin dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan tubuh sendiri. Sementara teknologi seperti jam pintar Garmin dapat memberikan data berharga, pada akhirnya konsistensi dan komitmenlah yang membedakan yang baik dari yang hebat.

Jadi, lain kali Anda melihat Alex Palou melesat di trek dengan presisi sempurna, ingatlah bahwa kemenangannya tidak dimulai di grid start—melainkan di gym, di trek lari, dan dalam komitmen harian untuk mendorong batas kemampuan fisik dan mental. Dalam dunia di kita sering mencari solusi cepat dan mudah, kisah Palou mengingatkan kita bahwa tidak ada jalan pintas menuju keunggulan—hanya kerja keras, konsistensi, dan pemahaman mendalam tentang apa yang benar-benar dibutuhkan untuk sukses.

SHARE: