Technologue.id, Jakarta -Samsung Research Indonesia (SRIN) senantiasa berkomitmen dalam membangun dan mengembangkan talenta digital muda baru melalui program SIC. Program ini menjadi program yang dinilai cukup potensial untuk dikembangkan.
Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada tahun 2021 jumlah tenaga kerja di sektor TIK nasional baru berjumlah sekitar 1 juta orang. Sementara, kebutuhan tenaga kerja di sektor ini diproyeksikan akan terus meningkat hingga tahun 2025 terutama di bidang network operation access, network operation backbone, dan software engineer.
Baca Juga:
Kiprah Satu Dekade Samsung Research Indonesia Kembangkan Aplikasi Digital
Tidak hanya itu, program SIC juga sejalan dengan misi Revitalisasi SMK dari Kemendikbud Ristek untuk menciptakan lulusan berkualitas demi menjawab kebutuhan industri yang terus meningkat seiring dengan akselerasi interaksi digital di era Industri 4.0.
Selanjutnya, SIC, SRIN dan SEIN juga terus berkomitmen membekali siswa dan guru serta mendorong pola pikir para peserta dalam merespons permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya dengan project atau solusi digital. Sampai saat ini, program SIC sudah menjangkau 87 sekolah, 1.529 siswa dan 189 guru serta akan terus bertambah di waktu mendatang.
Sebagai informasi, Samsung Innovation Campus 2021-2022 sudah memasuki Tahap 3. Tahap ini berisi pelatihan coding dan programing dan juga IoT Pengembangan Produk. Pada Program SIC Batch 3 – 20/21 terdapat 3.076 siswa yang mendaftar di mana 1.000 siswa terpilih dan 150 guru dapat mengikuti program selanjutnya.
Baca Juga:
Samsung Members: Kanal Komunikasi Samsung dengan Konsumennya
Pada Batch 3 yang saat ini tengah berlangsung, terdapat 100 peserta/25 tim dan 22 guru pembimbing dari 16 sekolah yang dinyatakan lulus untuk mengikuti bootcamp yang diadakan pada Juni sampai September 2022.
Lebih lanjut, hal itu dipertegas oleh Risman Adnan, Director of Software R&D, Samsung Research Indonesia:
“Pengembangan soft skill dan eksplorasi terus-menerus untuk menemukan ide-ide solutif untuk memecahkan masalah di komunitas atau lingkungan di sekitarnya menjadi target kami dalam memberikan pembelajaran yang lebih sistematis, logis, kritis, dan inovatif.” tutup Risman Adnan.