Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Satu Tahun YouTube Shopping Pacu Lonjakan Besar dalam Konsumsi Konten Belanja
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Platform streaming video YouTube mencatat lonjakan besar dalam konsumsi konten belanja. Dalam waktu hanya satu tahun, waktu menonton video bertema belanja di platform tersebut meningkat lebih dari 400%, menandakan perubahan besar dalam perilaku konsumen digital dan cara mereka berinteraksi dengan merek serta produk.

Salah satu faktor utama di balik lonjakan kategori Shopping ini adalah keberhasilan YouTube membangun ekosistem multi-format yang solid. Para kreator kini dapat memanfaatkan seluruh spektrum format di platform, mulai dari Shorts, video long-form, hingga live streaming, untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Baca Juga:
Konten Kreator Merajalela, Waktu Tonton YouTube Meningkat Pesat

Format Shorts memungkinkan kreator menarik perhatian cepat dengan konten berdurasi singkat yang mudah dikonsumsi, sementara video long-form tetap menjadi ruang bagi narasi mendalam, storytelling, dan eksplorasi ide. Kombinasi keduanya memberikan fleksibilitas besar bagi kreator untuk membangun identitas dan koneksi autentik dengan penonton mereka.

"Ini fenomena yang sangat menarik dan Youtube melihat hal ini sebagai sesuatu yang penting untuk terus kita dukung, karena salah satu prinsip bagi kami di Google adalah bagaimana kita bisa menciptakan ekosistem yang terbuka. Selama satu tahun ini kami melihat antusiasme masyarakat dan potensinya yang besar, serta tentunya membantu ekonomi para kreator dan memberi dampak bagi brand," ujar Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, dalam sesi press briefing YouTube Festival 2025, Rabu (5/11/2025).

Salah seorang kreator bernama Dewi Vanow, menghasilkan peningkatan pendapatan yang luar biasa sebesar 40-50%, hanya dari penandaan (tagging) di YouTube Shopping saja. Video viral nya, “MESIN MINUMANKU RUSAK”, membuktikan bahwa passion dapat berbuah hasil bisnis yang nyata.

“Saat pertama kali mengenal YouTube Shopping, saya sempat merasa, 'sepertinya ini bukan saya deh', karena saya bukan tipe orang yang berjualan atau affiliate. Tapi setelah saya coba dan tekuni, ternyata respons audiens luar biasa. Dari situ saya mulai menandai (tag) toko atau produk yang saya gunakan agar penonton bisa dengan mudah menemukannya. Saya mulai merasakan keuntungan yang signifikan, bahkan sekarang pendapatan saya dari YouTube Shopping bisa mencapai 40–50% dari penghasilan sebelumnya," ujar Dewi Vanow, Kreator YouTube.

Baca Juga:
YouTube Berlakukan Aturan Baru soal Kekerasan dalam Gim dan Perjudian Daring

Selain itu, kesuksesan ini juga dirasa jelas oleh mitra e-commerce, Shopee. Hanya dalam sembilan bulan, jumlah video dengan penandaan produk (tagging) meningkat 5X lipat. Dengan satu video kini dapat menandai hingga 60 produk, jumlah produk yang direkomendasikan melonjak 4X lipat. Pertumbuhan ini sangat kuat pada kategori-kategori utama seperti Muslim Fashion, Mom and Baby, Mobile & Tablet, dan Home Living.

Semua hasil signifikan ini tentunya didukung oleh standar keamanan yang ketat, dimana program afiliasi YouTube Shopping hanya tersedia untuk kreator dalam YouTube Partner Program (YPP), memastikan lingkungan belanja yang lebih aman.

Selain Shopee, YouTube Shopping juga telah memperluas ekosistem mitra e-commerce baru melalui Lazada.

SHARE:

Sora Resmi Hadir di Android, Tapi OpenAI Kembali Dihantam Kontroversi

Kolaborasi MODENA & Indosat: Fondasi Baru Smart Living Indonesia