Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Square Enix PHK Developer di Inggris dan AS, Fokuskan Produksi Game ke Jepang
SHARE:

Technologue.idJakarta - Square Enix dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah pengembang di Inggris dan Amerika Serikat, sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang berfokus untuk memusatkan pengembangan game di Jepang. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Video Games Chronicle (VGC).

Langkah tersebut datang beberapa bulan setelah perusahaan mengumumkan rencananya untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) secara agresif dalam proses pengembangan game, sebuah strategi yang tampaknya kini mulai dijalankan melalui perampingan tenaga kerja di wilayah barat.

Meskipun jumlah total karyawan yang diberhentikan belum diungkap secara resmi, VGC melaporkan bahwa lebih dari 100 pengembang di Inggris terdampak, dengan perkiraan bisa mencapai hingga 140 orang. Jumlah karyawan yang terkena dampak di Amerika Serikat masih belum diketahui.

Baca Juga:
Efisiensi Operasional, Amazon Berencana PHK 30.000 Karyawan

Dalam slide presentasi untuk investor yang ditemukan oleh IGN, Square Enix mencantumkan “Reformasi Struktural Luar Negeri” sebagai bagian dari rencana besarnya untuk mengkonsolidasikan fungsi pengembangan di Jepang.

Dokumen tersebut juga menyoroti ambisi perusahaan untuk mengotomatiskan hingga 70 persen tugas QA dan debugging menggunakan AI pada akhir tahun 2027. Sebuah langkah yang bisa menjelaskan mengapa peran di bidang tersebut kini mulai dihapus.

Engadget melaporkan bahwa pihaknya telah menghubungi Square Enix untuk meminta konfirmasi lebih lanjut terkait rencana restrukturisasi ini. Hingga saat ini, perusahaan belum memberikan komentar resmi.

Ini bukan pertama kalinya Square Enix berupaya menarik diri dari pengembangan game Barat. Dalam dekade terakhir, perusahaan telah beberapa kali melakukan langkah serupa.

Pada awal 2024, Square Enix dikabarkan membatalkan proyek dari pengembang People Can Fly, dan tidak lama kemudian mengumumkan PHK massal di sejumlah divisi globalnya.

Baca Juga:
xAI PHK 500 Karyawan, Fokus Rekrut Tutor Spesialis AI

Bahkan lebih jauh ke belakang, pada tahun 2013, perusahaan Jepang tersebut melakukan pemangkasan besar-besaran pada operasi di AS dan Eropa, termasuk menjual Eidos-Montréal, Square Enix Montréal, dan Crystal Dynamics kepada Embracer Group.

Dengan fokus yang semakin kuat pada pengembangan internal di Jepang dan penerapan teknologi AI untuk mempercepat proses produksi, Square Enix tampaknya berupaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya di tengah persaingan industri game yang semakin ketat.

Namun, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya keanekaragaman kreativitas dan pengaruh budaya Barat dalam portofolio game perusahaan. Hal ini sesuatu yang selama ini membantu membentuk identitas global Square Enix melalui waralaba besar seperti Tomb Raider, Deus Ex, dan Life is Strange.

SHARE:

Lazada Investasi Total Rp400 miliar Rayakan Momen Belanja 11.11

Router Gaming AI Pertama di Dunia: ASUS ROG Rapture GT-BE19000AI