Technologue.id, Jakarta - Di tengah derap digitalisasi layanan kesehatan, PT Administrasi Medika (AdMedika) bersama TelkoMedika dan Kitabisa.org justru memilih jalur berbeda: turun langsung ke Kampung Rambutan, Kota Bogor.
Bukan untuk pamer teknologi, tapi untuk menghadirkan layanan medis dasar yang sering kali masih jadi kemewahan bagi banyak warga, terutama lansia. Mini MCU, edukasi medis, hingga pembagian alat kesehatan—semuanya dikemas dalam program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) yang terasa membumi.
Kegiatan ini bukan hanya bentuk CSR biasa. Ini adalah bagaimana teknologi dipakai untuk menyentuh manusia, bukan sekadar menghubungkan data. "Deteksi dini adalah kunci, dan kami ingin bantu permudah proses itu," ujar Topan Susanto, GM Finance & Business Control AdMedika, di sela kegiatan.
AdMedika, sebagai anak usaha Telkom Indonesia, tak cuma bicara solusi digital health di atas kertas—mereka memilih hadir langsung, melihat warga tersenyum lega setelah periksa tekanan darah.
Dipilihnya Kampung Rambutan pun punya cerita sendiri. Di wilayah ini, banyak lansia yang hidup bergantung pada pemeriksaan rutin untuk hipertensi dan gula darah. Namun akses layanan sering terbatas.
Maka saat TelkoMedika membawa tensimeter, alat tes hemoglobin, hingga vitamin dan edukasi untuk kader Posyandu, warga pun menyambut dengan antusias. Sebuah momen yang membuktikan: teknologi kesehatan bisa jadi sangat personal.
"Sehat itu modal utama. Bahagia itu efek sampingnya," tutur Ahmad Faishol, GM Corporate Office & Digital TelkoMedika, yang turut memimpin jalannya kegiatan.
Tak hanya pemeriksaan, warga juga diajari cara menggunakan alat kesehatan dasar. Edukasi ini membuat teknologi tak lagi jadi hal asing—justru menjadi alat pemberdayaan komunitas dari dalam. Kitabisa.org juga membuktikan, platform digital bisa punya wajah yang sangat hangat ketika kolaborasi lintas sektor berjalan dengan tulus.
Melalui aktivitas ini, AdMedika Group menegaskan posisinya sebagai penyedia solusi layanan kesehatan digital yang tak kehilangan sisi humanis. Di era big data dan automasi, mereka memilih tetap relevan lewat empati dan aksi. Ini adalah model tanggung jawab sosial yang tidak hanya menargetkan citra—tapi benar-benar berdampak bagi yang membutuhkan.
Di hari itu, Kampung Rambutan tak hanya dikunjungi oleh tim medis. Ia dikunjungi oleh harapan. Dan dari kolaborasi ini, kita belajar satu hal penting: masa depan kesehatan Indonesia tidak hanya dibangun dari algoritma, tapi juga dari kehadiran nyata.