Technologue.id, Jakarta – Tak bisa dipungkiri, Samsung saat ini adalah brand smartphone terpopuler sejagat. Samsung, yang menurut IDC pada kuartal tiga 2017 memegang pangsa pasar 22,3 persen, hanya bisa dibuntuti oleh Apple yang duduk di nomor dua dengan market share 12,5 persen. Dari sini, jangan heran kalau merek asal Korea Selatan itu pun jadi incaran produsen smartphone KW alias palsu. Menurut database dari AnTuTu, saat ini ada sekitar 2,64 persen ponsel copycat secara global. Perangkat copycat di sini bukanlah yang desain atau fiturnya meniru smartphone lainnya, tetapi produk replika yang dijual dengan label atau benar-benar menyerupai perangkat aslinya.
Baca juga:
40 Smartphone Xiaomi Ini Bakal Dapat MIUI 9, Ada HP Anda?
Dari data tersebut, ponsel kloning Samsung terbukti paling banyak, yakni mencapai 36,23 persen. Model yang terbanyak versi KW-nya sendiri adalah Samsung Galaxy S7 Edge dengan persentase 8 persen. Tak hanya flagship, bahkan ada juga ponsel lipat Samsung yang dijiplak. Sementara itu, ada 7,72 persen iPhone fake di market saat ini, dengan iPhone 7 Plus sebagai brand terfavorit untuk dijiplak. Menukil GSMArena.com (22/01/2018), daftar merek smartphone yang versi KW-nya banyak beredar ini dilengkapi pula oleh Xiaomi, Oppo, OnePlus, dan Huawei. [caption id="attachment_26755" align="alignnone" width="726"] Model smartphone paling sering dijiplak (source: AnTuTu)[/caption]Baca juga:
Spek Samsung Galaxy J8 (2018) Bocor, Siap Lengkapi Kepingan Seri 8
Namanya barang KW, ponsel fake tersebut kualitasnya memang di bawah rata-rata. Mayoritas dari smartphone jiplakan itu memakai prosesor Quad-Core (60 persen); hanya 30 persen yang memakai Octa-Core. Sedangkan panel display-nya rata-rata memakai resolusi 720p atau 1080p. Tentunya hal ini ditujukan agar harga produksi dan jualnya bisa ditekan. Dengan harga miring, para produsen "barang terlarang" ini berharap agar konsumen kepincut membeli versi KW dari smartphone incarannya alih-alih versi aslinya yang mungkin belum bisa mereka jangkau.Baca juga:
Semoga Anda bukan konsumen yang pernah dengan sengaja maupun yang tertipu memakai ponsel fake, ya.