SHARE:
Technologue.id, Jakarta - Pada Rabu (21/3/2018), Aruba menyelenggarakan acara Aruba Atmosphere Local Indonesia di The Westin, Jakarta. Ini adalah acara tahunan keempat yang sebelumnya diberi nama Aruba Summit. Berbagai produk dan solusi yang dimiliki Aruba dipamerkan pada acara ini, termasuk solusi keamanan jaringan di era IoT.
Baca juga:
Pentingnya Transformasi Menjadi Perusahaan Digital di Era Industri 4.0
Pada keamanan jaringan, suatu lubang atau kelalaian pada security dapat mengarah pada pembobolan data. Maka dari itulah penting untuk memastikan bahwa ada visibilitas penuh dan transparansi yang serba bisa. Hal ini demi mengantisipasi atau menghalangi serangan yang potensial. Hampir lebih dari setengah perusahaan di Asia telah mengadopsi teknologi IoT saat ini. Sejumlah 84% dari perusahaan tersebut telah mengalami pembobolan keamanan yang terkait dengan IoT. Tak dapat dipungkiri bahwa IoT menghadirkan tantangan keamanan baru. Perusahaan mesti waspada berkenaan dengan pengamanan data dan sumber daya dari kemungkinan serangan. Maka dari itu perusahaan harus dapat mengidentifikasi cara untuk menerapkan perangkat-perangkat atau segmentasi berdasarkan perannya pada jaringan mereka. Strategi keamanan perusahaan harus mencakup kebijakan otomasi yang mengidentifikasi perangkat mana yang dapat terhubung, data apa dan aplikasi yang bisa mereka akses, serta siapa yang memiliki kemampuan untuk mengelola perangkat-perangkat tersebut.Baca juga:
Kemkominfo Kembali Didesak Resmikan Badan Cyber Nasional
Hal ini juga berarti menerapkan solusi yang mengamankan bisnis dan infrastruktur IoT perusahaan melalui pendekatan close-loop seperti Aruba 360 Secure Fabric. Kemampuan untuk melihat perubahan pada perilaku perangkat-perangkat tersebut dalam periode yang lebih panjang juga merupakan kunci strategi keamanan yang lengkap untuk IoT. Berdasarkan Forum Indonesia Cyber Security, saat ini Indonesia rentan pada serangan siber karena kurangnya pakar keamanan siber. Salah satu bidang yang diprioritaskan untuk dilindungi terhadap serangan siber adalah perbankan. Sebagai negara yang sedang menjalani transformasi digital risiko serangan pun semakin meningkat.Baca juga:
Mematikan Komputer dan Internet Tak Cukup Tangkal Ransomware WannaCry
Ada lima area yang menjadi fokus dari Aruba, yaitu mobile first, aman, terbuka, berwawasan dan otonom, serta customer first, customer last. Setiap konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda, dan Aruba memiliki kemampuan untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen tersebut, mulai dari UKM hingga perusahaan besar. Jumlah konsumen UKM Aruba di Indonesia sendiri mencapai 65%. "Aruba menyediakan solusi-solusi jaringan generasi berikutnya untuk perusahaan dari berbagai skala, mulai dari UKM hingga perusahaan enterprise. Sebagian besar pelanggan kami di Indonesia adalah UKM. Pertumbuhan segmen ini sangat luar biasa. Adopsi perusahaan besar pun mulai meningkat yang konsisten dengan tren global. Pertumbuhan adopsi layanan kami menggunakan pendekatan mobile-first dan cloud-first demi menjawab tantangan-tantangan mendasar dalam lingkungan bisnis saat ini, yaitu peralihan menuju tempat kerja digital dan ledakan big data," ucap Alain Carpentier, Senior Vice President, Worldwide Sales, Aruba.