Technologue.id, Jakarta - Teknologi AI atau kecerdasan buatan saat ini menjadi perhatian publik karena kemampuannya untuk mengerjakan sesuatu lebih cepat dan menawarkan efisiensi bagi perusahaan.
Kemampuan pintar dan cepat tersebut memang dapat membantu tugas yang biasa dikerjakan oleh manusia. Akan tetapi, tidak semua pekerjaan tentu bisa sepenuhnya dialihkan oleh komputer.
Baca Juga:
5 Mitos Seputar ChatGPT yang Perlu Kamu Ketahui
Layanan ChatGPT misalnya, yang mengadopsi teknologi AI banyak digunakan oleh para pengguna perangkat mobile saat ini. Beberapa orang mungkin percaya bahwa ChatGPT akan membuat sebagian besar pekerjaan digantikan oleh mesin atau teknologi.
Dikutip dari Slashgear, Resume Builder mengatakan bahwa 48% perusahaan yang menggunakan ChatGPT telah mengganti pekerjanya, tetapi ini sebetulnya bukan gambaran keseluruhan.
Beberapa pekerjaan telah merasakan dampak kecerdasan buatan, seperti ChatGPT dan layanan pelanggan otomatis, dan ada pekerjaan yang membutuhkan tugas yang membosankan dan berulang seperti entri data yang dapat didominasi oleh teknologi semacam ChatGPT.
Sebagian besar pekerjaan seharusnya tetap bertahan, dengan beberapa profesi benar-benar menggunakan ChatGPT sebagai alat tambahan dan bukan pengganti pekerja manusia.
Baca Juga:
Fokus Pengembangan Teknologi AI Masa Depan, Prancis, Jerman dan Italia Jalin Kerjasama
Manusia tetap memiliki "keunggulan" karena memiliki emosi, pikiran, dan motivasi. Meskipun ChatGPT pandai meniru bahasa dan interaksi manusia, ia tidak memiliki kemampuan untuk memahami apa yang ditulis dan diproduksinya.
Kecerdasan buatan seperti ChatGPT dapat melakukan tugas dalam parameter terbatas. ChatGPT, dalam bentuknya saat ini tidak akan pernah bisa mereplikasi kreativitas, intuisi, dan kecerdasan emosional yang nyata seperti manusia.