Technologue.id, Jakarta - RED Asia Inc sebuah grup Pemasaran Digital dan teknologi terkemuka di Indonesia, baru saja mengumumkan terobosan dan inisitaif terbarunya melalui RED AI For Indonesia.
Berbekal pengalaman dalam industri pemasaran digital selama lebih dari dua dekade, RED AI For Indonesia bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara bisnis di Indonesia dan teknologi AI, dengan menawarkan piranti dan solusi yang dapat diakses untuk merevolusi bagaimana pasar lokal mengembangkan bisnisnya.
Baca Juga:
Hacker "Two2" Retas Situs Kementerian Pertahanan, Diduga Curi Data 1,64 TB
Namun apa perbedaan yang dimiliki RED AI ini dari sisi teknologi dibandingkan dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya?
Damon Hakim selaku Managing Partner Red Asia Inc. mengatakan bahwa teknologi yang digunakan oleh RED AI ini merupakan kombinasi yang sudah ada di publik bersamaan dengan data yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh publik.
"Di kita itu dicombine apa yang sudah ada di publik sama yang sebelumnya ga bisa diakses sama publik data-data kita sendiri, contohnya di AI Engine yang udah ada kita gabungkan dengan pengalaman kita selama 20 tahun lebih menangani brand apa sih pertanyaan yang musti ditanya, strategi apa yang mesti dipakai dan sebagainya," jelasnya pada acara peluncuran RED AI For Indonesia (1/11).
Damon juga menjelaskan bahwa terkadang jawaban yang diberikan AI yang sudah ada masih kurang tepat, karena sebenarnya pertanyaannya pun belum tepat. Oleh karena itu, RED AI juga melatih teknologinya untuk mempelajari pertanyaan, informasi, dan ide terlebih dahulu.
Hal tersebut menurut Damon dinilai jauh lebih valueable dibandingkan hanya sekedar mendapatkan jawaban. "Ibaratnya kalo kita lagi sekolah belajar Matematika mau belajar aljabar, tapi pertanyaannya Geometri ya kan ga nyambung karena itu pertanyaannya udah salah. Nah ini nanti temen-temen kita yang belum berpengalaman di dunia atau industri ini perlu ada pemandu yang sudah berpengalaman untuk kasih tahu mana yang berhasil mana yang tidak."
Sementara AI Hallucination juga tidak dapat terlepas dari teknologi AI ini, untuk menghindarinya RED AI melatih teknologinya agar tidak asal jawab jika tidak mengetahui apa yang harus dijawab.
Damon mengatakan RED AI akan dilatih untuk tidak menjawab pertanyaan jika tidak memiliki fakta, karena setiap pertanyaan yang dijawab nantinya akan memiliki fitur dimana user dapat memberi feed back.
"Kalau di sini kita ajari kalo ga tau bilang aja ga tau, makanya kemungkinan halusinasi pasti ada tipis-tipis. Tapi itu kita training supaya makin lama makin pinter, kita juga bikin fitur dimana user bisa kasih feed back supaya jadi makin lam amakin tau kalo ditanya."
Baca Juga:
Meriahkan Kampanye 11.11 Big Sale, Shopee Dorong Potensi Budaya Nusantara
Sedangkan dari sisi keamanan RED AI yakin bahwa para penggunanya nanti tidak perlu mengkhawatirkannya, karena kemanan merupakan hal pertama yang menjadi landasan awal mereka.
"Untuk keamanan memang dari awal dibangun pun karena kita udah 20 tahun bergerak di bidang marketing dan teknologi, dari awal kita udah mikirin kemanan data. Jadi semua data yang dipakai atau diupload itu kita berdasarkan user consent, si pengguna setuju gak datanya dipelajari? Kalo engga setuju, ya gak akan kita pakai"