
Pernahkah Anda merasa terjebak dalam sebuah ruangan yang membuat Anda tidak nyaman, namun Anda justru ingin kembali ke sana lagi dan lagi? Itulah sensasi aneh yang ditawarkan oleh CloverPit, sebuah permainan indie yang baru saja meluncur di Steam. Di tengah hiruk-pikuk rilis game besar seperti Hades 2, game besutan Panik Arcade ini justru berhasil menyedot perhatian dengan konsep horor psikologisnya yang unik. Bayangkan saja: Anda terperangkap di dalam ruangan logam berkarat yang menyeramkan, mirip dengan dunia lain dalam Silent Hill, dengan satu-satunya harapan untuk keluar adalah dengan membayar utang menggunakan mesin slot.
Minggu ini adalah minggu yang sibuk bagi dunia game indie. Tokyo Game Show baru saja usai, dan dua raksasa konsol, Sony dan Xbox, juga menggelar acara mereka masing-masing. Sony dengan State of Play-nya memamerkan beberapa indie menarik seperti Chronoscript: The Endless End, sementara Xbox di stream Tokyo Game Show menghadirkan tawaran seperti Double Dragon Revive dan Rhythm Doctor. Namun, di balik panggung besar itu, ada sebuah cerita tentang solidaritas. Beberapa developer game indie memilih untuk menunda rilis game mereka untuk menghindari bentrokan dengan Hollow Knight: Silksong, sayangnya, mereka justru bertemu dengan Hades 2. Sebagai respons, developer di balik game-game seperti Baby Steps, CloverPit, Aethermancer, Star Birds, dan Deadly Days: Roadtrip melakukan langkah cerdas: mereka bersatu untuk mengadakan penjualan khusus dan bundel game mereka di Steam. Sebuah bukti bahwa di industri yang kompetitif, dukungan sesama developer indie sangatlah berharga.
Dari sekian banyak rilis baru, CloverPit muncul sebagai permainan yang menawarkan pengalaman yang benar-benar berbeda. Ini bukan sekadar game horor biasa, tetapi sebuah eksperimen yang menggabungkan ketegangan, strategi, dan elemen keberuntungan dalam sebuah paket yang menggigit.
Mengulik Sensasi Tidak Nyaman yang Justru Membuat KetagihanPenulis artikel aslinya dengan jujur mengakui, "I feel grimy when I'm playing CloverPit." Sensasi "kotor" atau tidak nyaman ini justru menjadi daya pikat utama game tersebut. Anda memainkan seorang karakter yang terpenjara, dengan utang yang harus dilunasi sebelum tenggat waktu. Alat bantu Anda? Beberapa koin, jimat keberuntungan, dan sebuah mesin slot. Tujuan Anda adalah menemukan sinergi antara jimat-jimat tersebut untuk "mematahkan" mesin slot dan menghasilkan cukup koin. Kegagalan berarti terjatuh ke dalam jurang kegelapan. Konsep ini terdengar seperti simulator judi, tetapi developer Panik Arcade dengan tegas menekankan bahwa ini adalah game horor, bukan simulator judi. Inti permainannya adalah membengkokkan aturan untuk menguntungkan Anda.
Uniknya, meski settingnya menjijikkan dan menegangkan, game ini memiliki kualitas "lengket" yang membuat pemain ingin terus mencoba. Penulis referensi mengaku belum pernah berhasil menyelesaikan satu run pun dengan sukses, meski telah mencoba berbagai strategi dengan fokus pada cherry dan diamond. Lonjakan kesulitan yang signifikan dari tenggat waktu ke-10 ke ke-11 disebut sebagai penghalang besar. Daya tariknya terbukti; bahkan ada pemain yang menghabiskan 155 jam hanya untuk memainkan versi demonya! Hal ini menunjukkan bahwa CloverPit berhasil menciptakan loop gameplay yang memuaskan, sebuah ciri khas yang juga dimiliki oleh game-game dengan durasi pendek namun berdampak besar.
Baca Juga:
Sementara CloverPit menawarkan ketegangan di ruang tertutup, Baby Steps justru membawa pemain ke alam terbuka. Game yang dirilis di Steam dan PS5 ini adalah karya terbaru dari Bennett Foddy (pembuat QWOP dan Getting Over It), Gabe Cuzzillo, dan Maxi Boch (Ape Out). Konsepnya sederhana namun jenius: Anda mengendalikan Nate, seorang "anak gagal" yang menganggur, yang dipaksa untuk bangkit dan mendaki gunung. Bedanya, setiap langkahnya harus Anda kendalikan manual. Anda harus mengangkat satu kaki, menempatkannya di tanah yang (semoga) stabil, lalu menggerakkan kaki yang lain.
Seperti karya Foddy sebelumnya, Baby Steps dirancang untuk sama-sama lucu dan membuat frustrasi. Anda akan jatuh. Berkali-kali. Terkadang, satu kesalahan bisa menghapus sebagian besar progres yang telah susah payah Anda raih. Namun, seperti halnya olahraga, intinya adalah kemajuan. Kemajuan itulah yang memberikan kepuasan. Kritik kecil dari penulis? Karakter Nate sepertinya enggan menggunakan tangannya untuk keseimbangan, yang tentu saja menambah tingkat kesulitan—dan mungkin juga kelucuannya.
Rilis Lainnya yang Patut DiperhatikanGelombang rilis game indie minggu ini memang luar biasa. Selain CloverPit dan Baby Steps, ada beberapa judul lain yang layak untuk disimak. Bloodthief, misalnya, adalah game dungeon runner bergaya vampir abad pertengahan dengan kecepatan ala Ghostrunner dan pertumpahan darah ala Ultrakill. Dibuat oleh developer solo bernama Blargis, game ini menawarkan tantangan bagi para pencinta aksi cepat.
Lalu ada Consume Me, sebuah life sim yang memenangkan penghargaan bergengsi Seamus McNally Grand Prize di Independent Games Festival tahun ini. Game ini mengisahkan tentang Jenny, seorang siswi SMA yang berjuang menyeimbangkan kehidupan sekolah, pacar, tugas rumah, dan gangguan makan. Dikembangkan berdasarkan pengalaman pribadi co-developer Jenny Jiao Hsia, Consume Me menawarkan narasi yang dalam dan relatable dengan elemen manajemen waktu dan mini-game.
Yang juga menarik perhatian adalah Hotel Barcelona, hasil kolaborasi dua sutradara legendaris: Swery (Deadly Premonition) dan Suda51 (No More Heroes). Game roguelite yang telah dinantikan sejak 2019 ini menempatkan pemain di sebuah hotel yang dikuasai pembunuh berantai. Game ini mendukung multiplayer kooperatif hingga tiga orang, dan yang unik, fitur invasion ala game FromSoftware juga hadir, memungkinkan Anda mengacaukan permainan orang lain.
Melihat maraknya rilis game indie berkualitas, tidak heran jika ajang-ajang seperti Gamescom Asia menjadi tempat yang penting untuk menjembatani developer dan komunitas. Di sisi lain, kabar penutupan studio seperti BonusXP mengingatkan kita akan tantangan yang dihadapi developer indie.
Masa Depan yang Cerah dari Tokyo Game ShowTokyo Game Show tidak hanya tentang game yang sudah rilis, tetapi juga tentang masa depan. Annapurna Interactive, publisher yang dikenal dengan portofolio game naratifnya yang kuat, memamerkan tiga game adventure yang akan datang. D-topia, game puzzle naratif dengan visual bersih ala Mirror's Edge yang berlatar di utopia yang dikendalikan AI, dijadwalkan rilis pada 2026. People of Note, "petualangan naratif musikal" dengan opsi untuk menonaktifkan combat turn-based, menawarkan kebebasan bagi pemain yang lebih tertarik pada cerita. Serta Demi and the Fractured Dream, game action adventure bergaya Zelda dengan pertarungan dan teka-teki lingkungan.
Sementara itu, dari State of Play Sony, kita mendapatkan tanggal rilis untuk game horor asimetris Halloween, yang akan datang pada September 2026. Game dari IllFonic dan Gun Interactive ini akan menawarkan pengalaman multiplayer dimana pemain bisa menjadi warga yang menyelamatkan korban atau menjadi Jason Voorhees sendiri dalam mode single-player. Kemajuan teknologi juga memungkinkan pengalaman gaming yang lebih fleksibel, seperti yang ditawarkan oleh update terbaru untuk PlayStation Portal.
Dari ruang penjara yang pengap dalam CloverPit hingga puncak gunung yang terjal dalam Baby Steps, minggu ini membuktikan bahwa game indie terus menjadi sumber inovasi dan cerita yang menarik. Mereka mungkin tidak memiliki budget marketing raksasa, tetapi mereka memiliki hati, ide-ide segar, dan dukungan komunitas yang kuat. Di tengah gempuran rilis blockbuster, game-game seperti CloverPit mengingatkan kita bahwa terkadang, pengalaman gaming yang paling berkesan justru datang dari tempat-tempat yang paling tidak terduga.