
Technologue.id, Jakarta - Tarif impor yang diberlakukan oleh presiden AS Donald Trump pada hari Rabu (9/4) akan berdampak luas di seluruh industri teknologi, menurut para ahli yang mempelajari perdagangan global.
Langkah-langkah tersebut, yang mencakup tarif resiprokal minimum 10 persen untuk sebagian besar negara dan bea masuk baru yang tinggi untuk sekutu dagang utama AS seperti Eropa, Tiongkok, Vietnam, India, dan Korea Selatan, membuat saham anjlok dalam perdagangan setelah jam kerja.
Harga saham Meta dan Nvidia masing-masing turun sekitar 5 persen, CNBC melaporkan, sementara Apple dan Amazon turun sekitar 6 persen. Vendor iPhone tersebut memperoleh sekitar setengah pendapatannya dengan menjual ponsel yang diproduksi di Tiongkok dan India, sementara beberapa produk lainnya diproduksi di Vietnam. Pasar belanja daring Amazon juga sangat bergantung pada barang yang dijual oleh pedagang pihak ketiga di Tiongkok.
Baca Juga:
Meta Bersedia Bayar Gugatan Hukum yang Dilaporkan Donald Trump
Penurunan pasar ini mungkin baru permulaan. Banyak ekonom memperingatkan bahwa White House telah memulai salah satu perubahan terbesar dalam perdagangan global dalam beberapa dekade, dan salah satu hasilnya bisa jadi harga yang lebih tinggi bagi konsumen AS dan inflasi yang lebih tinggi. Awal minggu ini, Goldman Sachs menaikkan kemungkinan resesi AS dalam 12 bulan ke depan menjadi 35 persen, naik dari 20 persen.
"Ada anggapan bahwa konsumen bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk barang-barang Amerika," kata Tibor Besedes, pakar perdagangan dan profesor di School of Economics di Georgia Institute of Technology. "Tidak ada bukti bahwa hal itu pernah terjadi."
Besedes menambahkan bahwa salah satu alasan warga Amerika mengatakan mereka memilih Trump adalah karena mereka tidak senang dengan inflasi selama pemerintahan Biden. Dia tidak dapat membayangkan respon mereka terhadap harga yang berpotensi naik sekarang.
Beberapa tarif khusus negara baru, seperti yang dikenakan pada Inggris, Chili, dan Brasil, relatif rendah. Sedangkan yang lain, seperti yang dikenakan pada Tiongkok, Kamboja, Vietnam, Taiwan, India, dan Thailand, jauh lebih tinggi, berkisar antara 26 persen hingga 49 persen.
Setidaknya untuk saat ini, Trump telah memberikan pengecualian untuk satu kategori penting impor teknologi: semikonduktor. Itu berarti perusahaan AS seperti Nvidia, yang menempatkan chip canggih buatan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) di dalam unit pemrosesan grafis AI mereka, tidak perlu membayar tarif 32 persen yang dikenakan Trump pada Taiwan. Namun, belum jelas apakah TSMC masih akan dikenai tarif menyeluruh 10 persen yang juga diumumkan Trump. Secara keseluruhan, sekitar 44 persen chip yang diimpor ke AS berasal dari Taiwan.
Baca Juga:
TikTok Pulihkan Layanan di AS Setelah Janji Trump
Dalam sektor teknologi, tarif Trump mungkin dapat memberikan pukulan terbesar bagi e-commerce. "Pengecer daring akan merasakan dampaknya, begitu pula merek perangkat konsumen," kata Ian Bremmer, seorang ilmuwan politik dan pendiri serta presiden firma konsultan Eurasia Group.
Selain memberlakukan tarif yang luas, Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Rabu yang mengakhiri celah perdagangan untuk paket dari Tiongkok dan Hong Kong yang memungkinkan konsumen Amerika untuk langsung mengimpor barang ke AS dengan nilai di bawah $800 tanpa membayar apa pun.
Dikenal sebagai pengecualian de minimis, pengecualian ini telah digunakan oleh raksasa belanja China Shein dan Temu untuk mengirim jutaan paket ke AS setiap tahun bebas bea, membantu menjaga harga produk mereka tetap rendah bagi warga Amerika. Namun, pengecualian ini juga penting bagi pasar seperti eBay dan Etsy yang memungkinkan orang-orang di AS membeli barang dari penjual yang berbasis di China.
Menghapuskan ketentuan ini juga dapat berdampak negatif pada Amazon, yang baru-baru ini meluncurkan divisi untuk produk buatan China yang terjangkau yang bersaing langsung dengan Temu dan Shein.