Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Dukung Literasi Digital Buat Guru, TikTok Rilis Buku Panduan Keamanan Digital
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Aplikasi TikTok gandeng Siberkreasi dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), rilis buku panduan keamanan digital. Hal ini sebagai bentuk komitmen mereka untuk hadirkan platform yang aman dan nyaman.

“Buku Panduan Keamanan Digital untuk Guru” dibuat Tiktok untuk para guru di seluruh Indonesia agar bisa bimbing siswa pakai platform digital. Melihat keadaan di Indonesia yang masih dalam pandemi Covid-19, TikTok gencarkan kampanye literasi digital.

Perubahan gaya hidup yang terjadi saat ini bikin banyak pihak kesulitan dalam jalankan kegiatan sehari-hari.

Public Policy & Government Relations TikTok Indonesia, Faris Mufid, dalam pertemuan virtual Hari Selasa (5/10), mengatakan bahwa. “Sepanjang pandemi kita sama-sama menyadari bahwa terjadi perubahan perilaku, kebiasaan dari seluruh penduduk Indonesia bahkan dunia.”

Ia pun menambahkan, dulunya belajar, bekerja langsung dari kantor dan sekarang saat pandemi kondisi itu tidak memungkinkan dan akhirnya semua orang shifting ke online.

Tiktok melihat bahwa sampai saat ini masih banyak murid-murid sekolah dan mahasiswa belajar secara online. Namun, melihat bahwa guru juga mengalami banyak kesulitan dalam perubahan yang terjadi, maka TikTok merilis buku panduan.

Tenaga pengajar dan siswa-siswa di sekolah akhirnya harus membiasakan diri beradaptasi dengan kebiasaan baru.” Jelas Farid.

Menurutnya, bukan cuma siswa yang mengalami kendala, semenjak pandemi banyak upaya-upaya stakeholder untuk bantu siswa beradaptasi tetapi guru juga perlu beradaptasi.

Dengan kehadiran buku Panduan Keamanan Digital Untuk Guru, diharapkan para guru di Indonesia bisa membimbing pelajar lebih bijak untuk pakai platform digital.

Pada kesempatan yang sama, Pendiri Sobatmu dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Ira Mirawati, menjelaskan masih banyak perempuan pelajar yang tidak bijak dalam menggunakan platform digital. Salah satu kasusnya adalah penyebaran foto vulgar lalu juga adanya bullying yang dilakukan lewat kolom komentar.

Hampir setiap satu tahun, kita ada beberapa kasus yang masuk. Banyaknya itu putri (remaja), kebiasaan mengirim PAP, post a picture.” Kata Ira.

Menurutnya, ini mungkin bukan di media sosial tapi di aplikasi percakapan, jadi jika pengguna punya pacar dan mereka minta PAP, mereka mengirim.

Beberapa kasus, foto yang dikirim sudah masuk dalam golongan vulgar. Kalo media sosial untuk remaja tidak banyak kasus over-sharing, tapi paling banyak adalah bullying.” Tambah Ira.

Sementara itu, Dewan Pengarah Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Koordinator Japelidi, Novi Kurnia, menjabarkan bahwa buku ini punya tiga bagian besar dari privasi dan keamanan, perilaku online positif, dan kesejahteraan digital.

Yang menarik dari saya pelajar dari (buku yang dibuat) Tiktok, bahasanya enak, santai, terjemahan bagus, visualisasi menarik dan yang mau saya tiru (sebagai penulis) buku ini interaktif.” Tutup Novi.

SHARE:

Aplikasi Gemini Sudah Tersedia di iOS

Sisi Humoris Jensen Huang saat Ditanya Apakah AI Gantikan Pekerjaan Manusia?