Technologue.id, Jakarta - Indonesia saat ini memiliki 8 startup berstatus unicorn yang memiliki valuasi US$1 miliar.
Mereka adalah Goto, J&T Express, Bukalapak, Traveloka, Ovo, Online Pajak, Xendit dan Ajaib.
Baca Juga:
Raih Pendanaan Rp 2,1 Triliun, Xendit Jadi Unicorn
Anggota Steering Committee Indonesia Fintech Society (IFSoc), Rudiantara, mengatakan dari delapan tersebut, sebagian besar unicorn berkaitan di bidang financial technology atau fintech.
"Baik sebagai independent platform atau bagian dari ekosistem suatu super app, setidaknya ada lima unicorn menurut kami yang di bidang fintech," ujar Rudiantara, dalam event virtual 'IFsoc: Catatan Akhir Tahun 2021', Kamis (9/10/2021).
Dia menyebut Ovo, Online Pajak, Xendit, Ajaib, GoTo dengan Gopay, merupakan unicorn yang berhubungan dengan fintech.
"Di GoTo ada Gojek, yang juga ada GoPay. Kalau misalkan secara teori, GoPay sendiri kalau dipisah itu akan menjadi unicorn. Namun demikian karena strategi dari Gojek maupun Tokopedia, maka mereka menggabungkan secara keseluruhan," pungkasnya.
Lebih lanjut, kemunculan J&T Express, Online Pajak, Xendit dan Ajaib sebagai unicorn di tahun 2021, menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat ke 2 dengan unicorn terbanyak di ASEAN.
Baca Juga:
Segera Unicorn, MDI Ventures Dorong Kredivo Maju IPO
Di awal Agustus, Bukalapak menjadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di bursa saham Asia Tenggara.
Menurut mantan Menteri Komunikasi dan informatika itu, IPO hadir sebagai alternatif diversifikasi dan penggalangan modal bagi perusahaan rintisan Indonesia.
"Kami menilai bahwa terbitnya POJK terkait multiple voting share (MVS) menegaskan dalamnya pemahaman regulator dalam pengendalian perusahaan teknologi, sekaligus mengakomodir kebutuhan tech unicorn yang mempersiapkan diri untuk melakukan penawaran saham," tegas Rudiantara.
Dijelaskannya, masih akan ada startup yang menyusul status unicorn di tahun-tahun mendatang. Baik dari bidang fintech, education technology (edutech), maupun Healthtech.