Technologue.id, Jakarta - Fortinet, perusahaan global dalam solusi keamanan siber yang luas, terintegrasi, dan terotomatisasi, beberkan 2022 Cybersecurity Skills Gap Report, yakni laporan yang berisi kesenjangan keahlian keamanan siber di kawasan Asia.
Laporan itu berisi penjelasan tentang kurangnya tenaga ahli keamanan siber sering timbulkan tantangan dan dampak beruntun buat beberapa perusahaan di Asia, termasuk terjadinya pelanggaran keamanan yang diikuti dengan kerugian finansial.
Baca Juga:
Sekejap Mata, Malware BRATA Sanggup Bobol Keuangan Anda
Untuk kurangi dampak kesenjangan tersebut, Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, menjelaskan bahwa Fortinet Indonesia berinisiatif bantu upaya pemerintah Indonesia untuk capai kesadaran keamanan siber dengan hadirkan program dan acara pendidikan bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Kami juga telah bermitra dengan institusi lokal untuk meningkatkan ketahanan keamanan siber mereka. Tujuan kami dalam inisiatif nasional seperti Making 4.0 Policy, adalah kunci bagi organisasi lokal untuk meningkatkan keterampilan baru dan melatih kembali keterampilan yang ada saat ini,” ucapnya.
Baca Juga:
6 Langkah Fortinet Berikan Pengamanan Menyeluruh Bagi Teleworker
Berdasarkan laporan, dalam upaya membentuk tim yang lebih mumpuni dan beragam, 90% perusahaan di Asia punya target keberagaman eksplisit sebagai bagian dari strategi perekrutannya.
Laporan ini juga menjelaskan bahwa 75% perusahaan punya struktur formal yang secara khusus merekrut lebih banyak perempuan, sementara 59% menerapkan strategi untuk mempekerjakan kelompok minoritas. Selain itu, 65% perusahaan melaksanakan upaya untuk mempekerjakan lebih banyak veteran.