Technologue.id, Jakarta - Pengembangan teknologi chatbot kecerdasan buatan (AI) semakin berkembang dengan diluncurkannya GPT-4. Namun, sebuah klaim baru mengatakan bahwa versi berikutnya, GPT-5, akan terselesaikan pada akhir tahun ini dan dapat membawa revolusi besar pada AI.
Menurut pengembangnya, Siqi Chen, GPT-5 diharapkan mencapai konsep "kecerdasan umum buatan" atau artificial general intelligence (AGI), yang mengacu pada kemampuan AI untuk memahami dan mempelajari tugas atau ide apa pun yang dapat dilakukan manusia.
Baca Juga:
Kampanye Indonesia AI Dorong Perkembangan Chat GPT-4
Dengan kemampuan ini, AI dapat meningkatkan produktivitas berbagai proses dan mempercepat pekerjaan manusia, meskipun tentu saja, juga ada potensi efek negatif yang harus dipertimbangkan.
OpenAI, organisasi pengembang GPT, sebelumnya telah memperkirakan bahwa GPT-4.5 akan diperkenalkan pada bulan September atau Oktober 2023 sebagai versi perantara antara GPT-4 dan GPT-5 yang akan datang.
Namun, jika AGI keluar jalur, itu dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah kemungkinan penyebaran bot yang sangat meyakinkan di saluran media sosial seperti Twitter, yang dapat membantu menyebarkan disinformasi dan propaganda berbahaya yang semakin sulit dideteksi.
Baca Juga:
Google Resmi Rilis Versi Beta Bard, AI Chatbot Saingan ChatGPT
Elon Musk sempat menjadikannya untuk melawan bot AI sebagai pilar utama masa jabatannya sebagai CEO Twitter. Namun, ide terbarunya untuk membatasi jangkauan akun yang belum membayar untuk keanggotaan Twitter Blue belum berjalan dengan baik.
Twitter hanyalah satu media sosial di masa depan yang mendukung AI dan ada banyak cara lain kecerdasan buatan dapat mengubah cara hidup kita. Jika GPT-5 benar-benar mencapai AGI, dunia dapat berubah dengan cara yang mengejutkan, apakah itu akan menjadi lebih baik atau lebih buruk masih harus dilihat.
Dalam menghadapi kemajuan teknologi chatbot AI, penting untuk mempertimbangkan semua konsekuensi potensial dan berusaha untuk memperkuat sistem keamanan. Namun, pada akhirnya, bagaimana teknologi ini digunakan tergantung pada manusia.