Technologue.id, Jakarta - NASA, badan antariksa Amerika Serikat memiliki misi luar angkasa yang melibatkan sebuah pesawat Double Asteroid Redirection Test (DART). Pesawat ini menabrak asteroid bernama Dimorphos dan mengubah lintasan orbitnya.
Dikutip dari Techspot, para ilmuwan melanjutkan penyelidikan setelah tabrakan DART dengan Dimorphos. Setelah memastikan kemampuan manusia untuk membelokkan target yang berpotensi berbahaya dengan antisipasi dan sumber daya yang memadai, para peneliti kini mempelajari efek khusus dari dampak DART pada asteroid.
Baca Juga:
Fitur Telegram Stories Hadir untuk Pengguna Premium Berbayar
Studi lain tentang misi DART baru-baru ini diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters. Studi ini memeriksa gambar luar angkasa yang ditangkap oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble, dengan fokus pada ejecta yang dihasilkan dari tumbukan pesawat DART ke asteroid Dimorphos.
Benturan ini mengakibatkan pelepasan "ekor panjang" puing yang terlihat jelas, menunjukkan peran penting dalam mencapai hasil defleksi yang lebih tinggi dari perkiraan.
Gambar yang diambil oleh Hubble kini mengungkap "populasi luas" dari batu-batu besar yang bergerak mengorbit sistem asteroid ganda. Batu terbesar berdiameter sekitar 7 meter dan diperkirakan memiliki albedo geometris 0,15.
Hubble mengidentifikasi total 37 bongkahan batu besar, dengan massa gabungannya mencapai sekitar 0,1 persen massa Dimorphos sebelum tumbukan.
Batu-batu itu mengorbit Dimorphos dan asteroid Didymos yang lebih besar. Akibatnya, mereka pada akhirnya akan meninggalkan asteroid dan menuju ke luar angkasa.
Untuk mengamati sekitar 40 batu besar yang mengorbit, para ilmuwan harus menangkap beberapa gambar eksposur panjang dari fenomena mirip ekor yang ditinggalkan oleh benturan.
Baca Juga:
Microsoft dan Sony Sepakat Pertahankan Game Call of Duty di PlayStation
Studi tersebut memperkirakan bahwa 40 batu besar yang dilepaskan menutupi sekitar dua persen dari seluruh permukaan asteroid, setara dengan kawah berukuran 50 meter. Permukaan Dimorphos kemungkinan sangat berpori, sehingga membatasi energi seismik yang dihasilkan oleh DART untuk menembus jauh ke dalam interior asteroid.
Mempelajari dampak asteroid dari jarak jauh bisa menjadi latihan spekulatif yang menantang bagi ilmuwan. Misi DART menjadi titik awal untuk misi HERA oleh Badan Antariksa Eropa. Probe dijadwalkan diluncurkan pada Oktober 2024, dan akan mulai mengorbit sistem asteroid ganda pada 2026.