Technologue.id, Jakarta - Grab mengumumkan rencananya memasuki bisnis peta digital. Perusahaan menawarkan akses bisnis lain ke pemetaan, serta teknologi lokasi yang disebut GrabMaps.
Teknologi peta milik Grab ini awalnya dikembangkan untuk mendukung platform layanan pemesanan kendaraan dan pengiriman perusahaan Di mana dapat membantu Grab untuk mengalokasikan pengemudi atau pengantar kepada pelanggan, menghitung perkiraan waktu perjalanan, dan merencanakan serta mengoptimalkan rute.
Sekarang, digunakan Grab untuk menawarkan layanan peta digital yang mungkin akan mirip dengan Gmaps. GrapMaps sudah berjalan di layanan Grab di tujuh dari delapan negara tempat mereka beroperasi, yaitu Singapura, Malaysia, Filipna, Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar. Sedangkan Indonesia merupakan negara pengecualian tersebut.
Baca juga:
Dua Bos Besar Mundur saat Kerugian Berlanjut, Grab Bungkam
Grab mengatakan, sistem GrabMaps saat ini sudah menangani lebih dari 800 miliar permintaan per bulan di semua layanannya. Layananya akan didukung penuh oleh GrabMaps pada kuartal ketiga tahun 2022.
Dilansir dari The Straits Times, Jumat (10/6/2022), Co-founder Grab, Tan Hooi Ling mengatakan, "Layanan pemetaan pihak ketiga yang kami andalkan tidak memiliki lorong-lorong kecil yang biasanya diandalkan di Asia Tenggara, atau mereka tidak memiliki penjemputan yang tepat. atau titik drop-off di mal-mal besar di Asia Tenggara. Ini adalah kemampuan yang diandalkan setiap orang dari hari ke hari dan terbiasa."
Tan menjelaskan, memperbarui peta pihak ketiga dengan informasi yang benar seringkali membutuhkan waktu berbulan-bulan. "Karena kami tidak bisa mendapatkan kualitas layanan yang layak didapatkan oleh konsumen dan mitra, kami memutuskan sudah waktunya kami untuk membangun dan berinvestasi di dalamnya sendiri," paparnya.
Baca juga:
Viral, Penyandang Disabilitas Diperlakukan Buruk Karyawan Grab
Tan menambahkan, Grab telah berinvestasi untuk mengubah pemetaan dan kecerdasan lokasinya menjadi keunggulan kompetitif. "Mengomersilkan teknologi ini adalah langkah maju lainnya bagi Grab yang muda, tapi berkembang pesat dan bisnis inisiatif baru," ungkap Tan.
Target pelanggan GrabMaps di antaranya, platform teknologi Asia Tenggara, perusahaan telekomunikasi, logistik, platform e-commerce, dan lembaga pemerintah. Peta digital telah diluncurkan dengan dua layanan sebagai permulaan.
Pertama, sebut Tan, memungkinkan perusahaan melisensikan penggunaan data peta dasar Grab, memungkinkan akses ke tempat, jalan, lalu lintas, dan gambar jalan 360 derajat.
Baca juga:
Google Maps Kini Bisa Ngecek Kualitas Udara di Sekitar Pengguna
Kedua, aplikasi menawarkan akses ke alat pembuatan peta perangkat lunak sebagai layanan seperti kamera pembuat peta KartaCam. Saat ini sedang diujicobakan oleh perusahaan mitra di Paris, Johannesburg, Dubai, dan Seattle. Grab memperkirakan alat KartaCam-nya 10 kali lebih murah daripada alternatif di pasar, sambil menawarkan kualitas yang hampir sama.
Selain itu, Grab juga akan meluncurkan pemrograman aplikasi untuk memungkinkan pengembang membuat aplikasi yang menggunakan GrabMaps pada kuartal ketiga tahun ini. Serta akan meluncurkan kit pengembangan perangkat lunak seluler untuk pengembang iOS dan Android di tahun depan.
Philipp Kandal, Kepala Geo Grab, mengatakan, pendekatan berbasis komunitas GrabMaps untuk pemetaan akan membedakannya dari para pesaingnya. "Kami memiliki armada pengemudi dan mitra pengiriman terbesar di Asia Tenggara, (termasuk) mobil, kendaraan roda dua dan segala jenis transportasi yang dapat Anda bayangkan … Setiap kali perjalanan atau pengiriman dilakukan, data ini meningkatkan peta kita," klaim Kandal.
Kandal juga mengatakan, GrabMaps juga akan membangun kemampuan untuk navigasi dalam ruangan di masa depan. Meskipun begitu, Grab tidak ada rencana untuk mengembangkan aplikasi navigasi untuk konsumen, seperti Google Maps.