
Bayangkan jika suatu hari nanti, robot yang bisa melipat pakaian kotor Anda bukan lagi sekadar adegan di film fiksi ilmiah. Bayangkan jika perusahaan yang selama ini Anda kenal sebagai raksasa media sosial ternyata diam-diam sedang merancang mesin cerdas untuk mewujudkannya. Itulah gambaran masa depan yang sedang dipersiapkan oleh Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram. Setelah bertahun-tahun berinvestasi besar-besaran dalam realitas virtual dan augmented, langkah berikutnya mereka mungkin akan membuat Anda terkejut.
Industri teknologi saat ini sedang demam robotika. Dari Tesla dengan Optimus-nya hingga Apple yang dikabarkan sedang mengembangkan robot rumah, persaingan untuk menciptakan asisten pribadi bertenaga AI semakin memanas. Dalam perlombaan ini, setiap perusahaan memiliki strategi yang berbeda. Ada yang fokus pada perangkat keras yang ikonik, ada pula yang bermain di lapangan yang lebih fundamental. Lalu, di mana posisi Meta?
Bocoran terbaru dari sumber terpercaya, Alex Heath, yang berbicara langsung dengan Andrew Bosworth, Chief Technology Officer (CTO) Meta, mengindikasikan bahwa raksasa teknologi ini tidak ingin sekadar menjadi peserta lain dalam perlombaan hardware. Mereka memiliki ambisi yang jauh lebih besar dan, bisa dibilang, lebih cerdik. Alih-alih bersaing langsung untuk menjual robot fisik, Meta tampaknya sedang menyusun strategi untuk menguasai "otak" dari semua robot masa depan.
Bukan Hardware, Tapi Software yang Jadi Target MetaPernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sistem operasi Android milik Google bisa ada di begitu banyak ponsel dari berbagai merek? Itulah kekuatan dari strategi perangkat lunak yang dilisensikan. Meta, rupanya, ingin menerapkan filosofi yang sama di dunia robotika. Menurut Bosworth, "Software adalah hambatannya." Pernyataan ini bukanlah sekadar omongan kosong, melainkan sebuah pengakuan jujur tentang di mana tantangan terbesar dalam menciptakan robot yang benar-benar cerdas dan berguna berada.
Meta memang memiliki proyek robot yang dijuluki "Metabot" dalam pengerjaan. Namun, tujuan utamanya bukanlah untuk menjual Metabot tersebut secara massal kepada konsumen. Metabot lebih berperan sebagai platform pengembangan, sebuah "kelinci percobaan" canggih yang digunakan untuk menciptakan perangkat lunak robotika yang andal. Perangkat lunak inilah yang nantinya diharapkan dapat dilisensikan kepada perusahaan-perusahaan lain, mirip dengan cara Google melisensikan Android. Bayangkan sebuah masa di mana berbagai merek robot rumah tangga, dari yang membersihkan lantai hingga yang merapikan kamar, semuanya berjalan dengan "otak" buatan Meta. Inilah visi jangka panjang yang sedang mereka rajut.
Strategi ini menunjukkan kedewasaan berpikir Meta. Daripada menghabiskan sumber daya untuk bersaing dalam pasar hardware yang sudah ramai dengan pemain seperti Ecovacs Robotics yang terus berinovasi dengan teknologi AI-nya, mereka memilih untuk membangun fondasi yang dapat menguasai seluruh ekosistem. Ini adalah permainan catur tingkat tinggi di dunia teknologi.
Baca Juga:
Untuk mewujudkan ambisi besar ini, Meta tidak main-main dalam menyusun timnya. Pimpinan divisi robotika mereka adalah Marc Whitten, mantan CEO Cruise, perusahaan mobil otonom milik General Motors. Pengalaman Whitten dalam memimpin pengembangan teknologi otonom yang kompleks merupakan aset berharga untuk membangun "otak" robot yang mampu memahami dunia nyata.
Yang lebih menarik lagi, tim robotika ini akan berkolaborasi erat dengan FAIR (Facebook AI Research), yang baru-baru ini semakin gencar dengan agenda Superintelligence Labs-nya. Kolaborasi antara pakar robotika dan peneliti AI kelas dunia ini diharapkan dapat menghasilkan lompatan besar. Kunci dari kolaborasi ini terletak pada pengembangan apa yang mereka sebut sebagai "world model" atau model dunia.
"World model" pada dasarnya adalah simulasi perangkat lunak yang sangat detail tentang bagaimana dunia fisik bekerja. Model ini akan memungkinkan para insinyur untuk melatih dan menguji AI robot dalam lingkungan virtual yang aman dan terkendali sebelum diterapkan pada tubuh robot fisik. Langkah awal yang dilaporkan adalah menciptakan simulasi yang cukup canggih untuk "menghidupkan tangan yang lincah"—sebuah tugas yang sangat rumit mengingat kompleksitas gerakan tangan manusia. Dari sini, kemampuan tersebut nantinya akan dikembangkan untuk tugas-tugas yang lebih kompleks, seperti membersihkan rumah atau, seperti yang dikabarkan pada Februari 2025, melipat cucian.
Pendekatan semacam ini juga menjadi bahasan penting dalam forum-forum teknologi seperti NVIDIA GTC, yang sering mengupas tuntas hubungan simbiosis antara AI, simulasi, dan robotika.
Lanskap Persaingan yang Semakin RamaiMeta tentu saja tidak sendirian dalam melihat potensi besar pasar robotika konsumen. Tesla, dengan Optimus-nya, telah beberapa kali melakukan demonstrasi publik, meskipun seringkali dalam skenario yang masih sangat terkontrol. Apple, menurut kabar yang beredar, sedang mengeksplorasi pembuatan robot rumah, dimulai dengan lengan robot yang dipasang di meja dan dilengkapi layar.
Perbedaan mendasar terletak pada pendekatan bisnisnya. Tesla dan Apple cenderung mengikuti model terintegrasi vertikal, di mana mereka mengontrol baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya, mirip dengan strategi mereka pada smartphone flagship. Meta, sebaliknya, tampaknya lebih tertarik untuk menjadi "pemasok pikiran" bagi seluruh industri, sebuah peran yang memiliki potensi jangkauan dan pengaruh yang lebih luas dalam jangka panjang.
Namun, jalan menuju kesana masih sangat panjang. Semua ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan yang sangat awal. Bosworth sendiri mengakui bahwa tantangannya sangat besar. Meta juga masih memiliki pekerjaan rumah yang belum selesai: mewujudkan ambisi menggantikan smartphone dengan kacamata AR Project Orion mereka. Kegagalan atau keberhasilan Project Orion akan menjadi indikator penting mengenai kemampuan Meta dalam menghadirkan teknologi revolusioner ke tangan konsumen.
Apakah visi Meta untuk mendominasi software robotika akan terwujud? Ataukah ini akan menjadi salah satu proyek "moonshot" lainnya yang menghabiskan banyak dana tanpa hasil yang nyata, seperti beberapa proyek metaverse mereka? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, dengan sumber daya finansial dan talenta AI yang dimilikinya, Meta memiliki modal yang kuat untuk bertarung di arena baru ini. Sementara kita menunggu realisasi kacamata AR mereka, bersiaplah untuk mendengar lebih banyak kabar tentang "Metabot" dan ambisi robotika Meta di tahun-tahun mendatang. Siapa tahu, suatu saat nanti, Anda akan membeli robot pelipat pakaian yang berjalan dengan sistem operasi besutan Meta. Masa depan memang semakin mirip dengan fiksi ilmiah, dan perusahaan media sosial Andalah yang sedang berusaha menulis ceritanya.
Inovasi dalam teknologi rumah tangga terus berkembang, tidak hanya di bidang robotika tetapi juga dalam perangkat yang mendukung gaya hidup modern dan ramah lingkungan, seperti yang ditawarkan oleh produk-produk EcoFlow. Sementara itu, untuk menikmati penerapan teknologi imersif hari ini, Anda bisa mengunjungi instalasi seni seperti Wonderlab yang menawarkan pengalaman yang tak kalah menarik.