Technologue.id, Jakarta - Elon Musk sedang menjadi sorotan lantaran mengonsumsi narkoba, yang membuat para eksekutif dan anggota direksi dari beberapa perusahaannya cemas terkait dampak negatif terhadap bisnis.
Seperti diketahui, Elon Musk merupakan bos dari perusahaan roket SpaceX yang menjadi mitra bagi badan antariksa Amerika Serikat (NASA). NASA mengandalkan roket buatan SpaceX untuk meluncurkan astronot ke stasiun luar angkasa (ISS).
Baca Juga:
Dewan Direksi Resah Elon Musk Kecanduan Narkoba
NASA sampai angkat bicara karena ulah Elon Musk yang mengonsumsi obat-obatan terlarang. Menurut NASA, SpaceX milik Elon Musk tidak melanggar peraturan tempat kerja mengenai alkohol dan obat-obatan yang dapat membahayakan peluncuran roket dan kontrak pemerintah penyedia layanan satelit, dikutip Bloomberg.
“Badan tersebut tidak memiliki bukti ketidakpatuhan SpaceX tentang cara perusahaan menangani peraturan tenaga kerja bebas narkoba dan alkohol,” kata NASA dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
“Kami berharap mitra komersial kami memenuhi semua persyaratan keselamatan tempat kerja dalam melaksanakan misi tersebut dan layanan yang mereka berikan kepada rakyat Amerika,” terangnya.
Baca Juga:
Tak Hanya Amazon, Badai PHK Menyerang 1.000 Karyawan Google
Pertanyaan tentang kepatuhan Space Exploration Technologies Corp terhadap persyaratan tersebut muncul setelah laporan pada 6 Januari di The Wall Street Journal tentang riwayat penggunaan narkoba Musk, termasuk ketamin, LSD, kokain, ekstasi, dan jamur psikedelik.
Pernyataan NASA mengatakan pihaknya menegakkan dan memverifikasi kepatuhan terhadap klausul kontrak tempat kerja bebas alkohol dan obat-obatan yang mengamanatkan kontraktor untuk mempertahankan program budaya dan keselamatan perusahaan yang “kuat dan efektif”.