Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Pencuri Kripto Rp1 Triliun Kembalikan Dana Usai Dibujuk Korban
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Seorang penipu kripto yang mencuri 1,155 Wrapped Bitcoin (WBTC), atau setara dengan US$70.5 juta (Rp1,1 Triliun), telah mulai mengembalikan dana tersebut. Perusahaan keamanan Blockchain Peckshield melaporkan bahwa hacker telah mengembalikan 50% dana yang dicuri— sekitar 11,446.87 ETH senilai US$34.7 juta—ke dompet digital korban pada Jumat (10/5).

Pengembalian dana ini dilakukan setelah penipu berinteraksi dengan korban melalui beberapa pesan berantai selama sehari terakhir.

Baca Juga:
Raja Kripto Sam Bankman-Fried Divonis Hukum Penjara 25 Tahun

Pada tanggal 3 Mei, seorang pedagang kripto yang tidak disebutkan namanya kehilangan 1,155 WBTC melalui skema penipuan 'address poisoning'. Ini merupakan metode yang digunakan penipu untuk mengelabui pengguna kripto agar mengirim dana ke alamat yang tampak hampir identik dengan alamat yang pernah mereka gunakan sebelumnya. Skema jebis phishing ini biasanya memikat individu untuk mentransfer aset digital ke alamat palsu yang dimiliki oleh pelaku kejahatan.

Karena itu, penyedia dompet mengingatkan penggunanya untuk selalu berhati-hati dan mengecek ulang transaksinya sebelum mengirimkan saldonya. Perusahaan menyoroti bahwa akan lebih baik untuk memeriksa setiap karakter alamat dompet untuk memastikan dana dikirim ke dompet yang benar.

Setelah pencurian tersebut, penyerang dengan cepat mengubah dana tersebut menjadi 22,956 ETH dan menyebarkan aset digital ke sejumlah besar dompet digital untuk mengaburkan jejaknya. Namun, korban mengusulkan untuk menawarkan hadiah sebesar 10% kepada pelaku sebagai imbalan untuk mengembalikan 90% dana yang dicuri. Korban juga memperingatkan pelaku bahwa pencucian uang tersebut akan sia-sia.

“Kami berdua tahu tidak ada cara untuk membersihkan dana ini. Anda akan dilacak. Kami juga memahami bahwa ungkapan 'tidur nyenyak' bukanlah tentang kualitas moral dan etika Anda. Meskipun demikian, kami secara resmi memberikan hak Anda atas 10%. Kirim kembali 90%,” tulis korban.

Baca Juga:
Harga Bitcoin Tembus Rp1 Miliar, Pemilihan Platform Kripto Jadi Langkah Krusial

Pada tanggal 9 Mei, penyerang mengirimkan 51 ETH, senilai lebih dari US$150,000, kepada korban, termasuk pesan yang meminta korban untuk memberikan nama pengguna Telegram agar mereka dapat dihubungi.

Perusahaan keamanan Blockchain, Slow Mist, menyatakan bahwa hacker kemungkinan telah terlibat dalam beberapa serangan phishing lain yang menargetkan blockchain Tron dan Ethereum.

Slow Mist telah mengamati sejak tanggal 19 April hingga 3 Mei, sebuah alamat yang terkait dengan peretas memulai lebih dari dua puluh ribu transaksi kecil, dan mendistribusikan sejumlah kecil ETH ke berbagai alamat untuk tujuan phishing.

Lebih lanjut Slow Mist mengatakan, beberapa IP yang diduga digunakan hacker berasal dari mobile station di Hong Kong.

SHARE:

Skolla Ciptakan Inovasi Omni Learning untuk Capai Pendidikan Berkualitas

Analis: PPN 12% Jadi Pukulan Telak untuk Industri Smartphone