
Technologue.id, Jakarta - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 80,66%, dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 79,50%. Hal ini menunjukkan bahwa internet semakin menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan bagi masyarakat Indonesia.
Tingkat penetrasi internet yang tinggi menempatkan Indonesia menjadi salah satu pasar ekonomi digital terbesar. Sebagian besar aktif menggunakan internet untuk kegiatan ekonomi seperti belanja online, pembayaran digital, serta konsumsi dan produksi konten digital.
Baca Juga:
Tingkat Penetrasi Internet Indonesia Tembus 80% per 2025
Ekosistem ekonomi digital membawa banyak peluang, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan yang kompleks.
Sekretaris Umum APJII, Zulfadly Syam menyoroti tantangan dalam ekosistem ekonomi digital. Meskipun internet kini tersedia luas, sebanyak 76,7% responden belum memanfaatkannya untuk kegiatan bisnis atau ekonomi produktif. “Kita khawatir masyarakat justru menjadi warga rebahan, pasif mengonsumsi, bukan aktif berproduksi,” ungkapnya dalam Press Conference Hasil Survei Penetrasi Internet Indonesia 2025 di Jakarta, pada Rabu (6/8/2025).
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya akselerasi program UMKM go-digital dan literasi kewirausahaan daring. Menjawab pertanyaan mengenai investasi infrastruktur di wilayah 3T, Zulfadly menegaskan pentingnya kebijakan afirmatif berupa insentif, relaksasi pajak, atau proteksi regulasi agar ISP mau membangun jaringan di wilayah-wilayah yang secara geografis menantang.
Baca Juga:
Pemerintah Wajibkan Verifikasi Usia di Platform Digital
Tanpa intervensi seperti itu, lanjutnya, investasi akan terus terkonsentrasi di wilayah yang mudah dijangkau.
Zulfadly juga menyampaikan bahwa kesenjangan gender dalam akses internet kini semakin tipis, dengan penetrasi pada laki-laki dan perempuan sudah sama-sama di atas 75%. Meski demikian, perbedaan dalam pola konsumsi konten tetap terlihat dan dapat menjadi dasar perumusan program literasi digital yang lebih tematik dan inklusif.