Magniber terdiri dari tautan palsu ke pembaruan OS Windows. Software bisa berupa iklan pop-up. Korban akan melihat catatan tebusan setelah mengunduh perangkat lunak.
Para penyerang mendesak para korban membayar uang tebusan yang ditetapkan. Peretas biasanya meminta pembayaran dalam bentuk cryptocurrency. Akses kembali ke data korban akan diberikan setelah mereka membayar tebusan.
Baca juga:
Aplikasi Antivirus Populer Ini Mungkin Lebih Berbahaya Daripada Bermanfaat
Peretas juga mampu mendapatkan akses ke data pribadi di perangkat korbannya. Alhasil, mereka menggunakan foto dan video pribadi ini untuk memeras para korban.
Penyerang mendapatkan akses jarak jauh ke perangkat korban dalam beberapa kasus. Jadi, pihak berwenang mendesak orang untuk memerbarui perangkat mereka dengan versi OS terbaru. Namun, mereka harus mengunduh pembaruan ini hanya dari sumber yang diverifikasi.