Technologue.id, Jakarta - Dunia keamanan siber tengah mengalami transformasi besar-besaran. Teknologi AI berada di garis depan dalam perubahan ini dan berpotensi memberdayakan organisasi untuk mengalahkan serangan siber dengan mendorong inovasi dan efisiensi dalam keamanan siber.
Menanggapi hal tersebut, Microsoft merilis Cyber Signals edisi keenam yang menyoroti cara melindungi platform AI dari ancaman yang muncul terkait dengan pelaku kejahatan siber di dunia.
Baca Juga:
Vespa Batik Bakal Disetop Produksinya Oktober 2024 Mendatang
"Bekerja sama dengan OpenAI, kami berbagi wawasan tentang pelaku ancaman yang berafiliasi dengan negara yang dilacak oleh Microsoft seperti Forest Blizzard, Emerald Sleet, Crimson Sandstorm, Charcoal Typhoon, dan Salmon Typhoon, yang berupaya menggunakan model bahasa besar (LLM) untuk meningkatkan operasi serangan siber mereka yang sedang berlangsung," kata Microsoft dalam keterangan persnya.
Microsoft menyebutkan bahwa penelitian penting ini mengungkap langkah-langkah awal bertahap yang tengah diamati dari para pelaku yang memanfaatkan AI, dan mencatat bagaimana pihaknya memblokir aktivitas mereka untuk melindungi platform dan pengguna AI.
"Kami juga mengumumkan prinsip-prinsip Microsoft yang memandu dalam memitigasi risiko Ancaman Persisten Tingkat Lanjut, Manipulator Persisten Tingkat Lanjut, dan sindikat penjahat dunia maya yang menggunakan platform dan API AI. Prinsip-prinsip ini mencakup identifikasi dan tindakan terhadap pelaku ancaman kejahatan dengan menggunakan pemberitahuan kepada penyedia layanan AI lainnya, kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, dan transparansi," tambah Microsoft.
Selain itu, Microsoft juga membantu komunitas keamanan yang lebih luas untuk memahami dan mendeteksi prospek munculnya LLM dalam aktivitas serangan. Pihaknya terus bekerja dengan MITER untuk mengintegrasikan taktik, teknik, dan prosedur (TTP) bertema LLM ini ke dalam kerangka kerja MITER ATTACK atau MITER ATLAS (Lanskap Ancaman Adversarial untuk Sistem Kecerdasan Buatan).