Technologue.id, Jakarta - GDP Venture baru-baru ini menggelar Power Lunch dengan topik ”Dunia Baru Fintech: Praktis atau Berbahaya?". Event ini menghadirkan beberapa panelis dari perusahaan riset hingga pelaku industri fintech (financial technology).
Seperti diketahui, era digitalisasi seperti saat ini membawa banyak kemudahan bagi masyarakat, termasuk kemudahan dalam hal pinjaman online (pinjol) atau menyimpan uang secara digital. Bank digital pun menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak muda.
Generasi muda atau Gen Z yang lahir di era popularitas internet, cenderung lebih akrab dengan teknologi dan lebih menerima untuk menggunakan layanan digital. Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id mengatakan bahwa 73 persen generasi muda menggunakan bank digital.
Baca Juga:
Virtus Showcase 2024 Bekali Bisnis dengan Solusi AI dan Keamanan Siber
Dalam paparannya, generasi muda memilih menggunakan bank digital karena kemudahan akses dan terafiliasi dengan aplikasi lain seperti e-commerce dan investasi. Terkait literasi bank digital, data juga menunjukkan bahwa 32 persen khususnya Gen Z memahami definisi atau kriteria bank digital lebih baik dibandingkan kelompok responden usia lebih dari 25 tahun.
Adapun Gen Z memperoleh informasi terkait bank digital melalui media sosial sebanyak 45 persen, sementara teman atau keluarga menyumbang 36 persen. Gen Z juga aktif memakai fitur top-up e-wallet 74 persen, sedangkan kelompok usia 25-35 tahun lebih sering menggunakan fitur transfer antar bank (65-70 persen) dan pembayaran tagihan (50-58 persen).
Dengan tingginya penggunaan Bank Digital di kalangan Gen Z, riset ini menunjukkan bahwa generasi muda memanfaatkan fintech sebagai bagian dari perencanaan keuangan bulanan mereka.