Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Riset Terbaru APJII: Penetrasi Internet Indonesia Capai 82,6 Persen
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Sebuah hasil riset terbaru menyebutkan tingkat penetrasi pengguna internet telah mencapai 82,6 persen. Angka tersebut dirilis dalam hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Survey penetrasi bertajuk survei “Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal” dilakukan untuk mengetahui penggunaan internet di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T). Riset ini dilakukan APJII bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

"Survei ini bukan hanya tentang angka tetapi juga cerminan dan realitas dan tantangan yang dihadapi dalam pemerataan akses internet ke seluruh kawasan di Indonesia. Terutama di daerah 3T atau daerah yang tertinggal," ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif di Kantor APJII.

Baca juga:
APJII Beber Tantangan Terbesar yang Dihadapi ISP di Indonesia

Arif menyatakan bahwa sinergi antara BAKTI dan APJII dalam survei ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan akses internet yang merata di seluruh pelosok negeri. Riset bersama ini diharpkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi dan kebutuhan ISP di pasar Indonesia.

Pada survey yang dilakukan bulan Juli hingga September 2024 itu melibatkan 1.950 responden dari 17 provinsi, 64 kabupaten di daerah tertinggal, serta 322 ISP. Sedangkan metode penelitiannya memakai penentuan sampel probability sampling.

Laporan tersebut mengungkap bahwa 82,6 persen masyarakat di wilayah 3T telah terkoneksi internet. Angka ini setara dengan sekitar 8.114.273 masyarakat yang telah terkoneksi internet di deaerah tertinggal dari total 9.823.575 jiwa.

Baca Juga:
GeekTalk: Tantangan Utama Dunia Telekomunikasi Indonesia di 2024

"Masih ada 17,4 persen masyarakat yang belum memiliki akses internet dan ini merupakan tantangan besar yang harus kita atasi bersama," papar Arif.

Sebesar 30,2 persen responden mengakui tidak memiliki komputer dan perangkat terhubung internet menjadi alasan utama masyarakat masih belum terkoneksi. Sedangkan 26,4 persen masyarakat menyatakan belum ada akses internet di wilayah mereka.

Fakta lain yang terungkap dalam paparan riset ini antara lain, 21,10 persen masyarakat lainnya masih tidak mengetahui bagaimana menggunakan perangkat yang dapat terkoneksi oleh internet.

Lalu sebesar 14,8 persen masyarakat merasa membeli paket kuota masih terlalu mahal untuk mereka dan 5,7 persen lainnya merasa tak aman menggunakan internet.

Baca Juga:
GeekTalk Ungkap Starlink hingga Aplikasi Digital Tingkatkan Layanan Kesehatan

Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kemenkominfo Aju Widya Sari menekankan pentingnya infrastruktur telekomunikasi guna mewujudkan transformasi digital.
Ia menyatakan transformasi digital sangat penting sebagai langkah strategis untuk memperkuat fundamental ekonomi Indonesia.

"Wilayah tengah dan timur Indonesia masih menjadi wilayah yang perlu mendapatkan perhatian lebih, dengan banyak daerah yang belum tersentuh infrastruktur yang memadai. Saat ini, 1.020 desa telah diidentifikasi membutuhkan sinyal internet, di mana sekitar 464 desa telah disolusikan, sementara 556 desa masih dalam proses," jelas Aju saat ditemui Technologue.id.

SHARE:

Skolla Ciptakan Inovasi Omni Learning untuk Capai Pendidikan Berkualitas

Analis: PPN 12% Jadi Pukulan Telak untuk Industri Smartphone