
Sam Altman yakin AI akan mengubah pasar tenaga kerja. CEO OpenAI itu menyebut customer service jadi yang pertama terdampak.
Dalam wawancara dengan Tucker Carlson, Altman menyatakan keyakinannya. "Banyak dukungan pelanggan akan dilakukan AI," katanya.
Perubahan ini disebutnya bukan hal baru. Masyarakat mengalami siklus perubahan pekerjaan setiap beberapa generasi.
"Rata-rata sejarah menunjukkan 50% pekerjaan berubah signifikan," ujarnya. Perubahan biasanya terjadi setiap 75 tahun.
Tapi AI bisa mempercepat timeline ini. Altman menyebutnya sebagai momen "punctuated equilibria".
Perubahan besar akan terjadi dalam waktu singkat. Tapi secara keseluruhan, skalanya tidak berbeda dari sejarah.
Gelombang pergantian pekerjaan akan terasa familiar. Namun berlangsung lebih cepat dari perubahan industri sebelumnya.
Profesi seperti perawat dianggap masih aman. "Orang ingin koneksi manusia yang mendalam," kata Altman.
Tapi nasib programmer masih belum pasti. Developer lebih produktif dengan AI, tapi masa depan jumlah pekerjaan tidak jelas.
Pemimpin teknologi lain juga membuat perbandingan sejarah. Beberapa prediksi bersifat suram, lainnya lebih optimistis.
Adam Dorr dari RethinkX membandingkan pekerja dengan kuda di era mobil. AI dan robotika bisa membuat pekerjaan usang pada 2045.
Para ahli lain lebih hati-hati dalam menarik garis lurus dari masa lalu. Teknologi sering meningkatkan produktivitas.
Seiring waktu, teknologi menciptakan pekerjaan yang lebih baik. "Kita dapat pekerjaan lebih baik, tapi ada gangguan jangka pendek," kata Ethan Mollick.
Ada juga kasus dimana otomatisasi justru memperluas lapangan kerja. Penemuan cotton gin akhir 1700-an membuat produksi lebih murah.
Permintaan melonjak dan meningkatkan keseluruhan pekerjaan. Tapi dinamika serupa di customer service bisa berarti lebih banyak kompetisi.
Sejarawan memperingatkan bahwa gangguan tidak selalu seimbang. Brian Merchant membandingkan momen ini dengan pemberontakan Luddite awal 1800-an.
Revolusi Industri tidak menghapus pekerjaan secara langsung. Tapi sering mengganti peran terampil dengan pekerjaan pabrik berupah rendah.
"Hampir semua orang kalah kecuali pemilik pabrik," katanya. Peringatan ini relevan dengan perkembangan AI saat ini.
Baca Juga:
Kekhawatiran pekerja terhadap AI sudah terlihat dalam berbagai survei. Seperti survey yang menunjukkan kekhawatiran karyawan akan tergantikan teknologi.
Namun adopsi AI di tempat kerja terus meningkat. Riset HP menunjukkan tren positif dalam penggunaan AI di Indonesia.
Pelatihan menjadi kunci menghadapi perubahan ini. Program seperti IDCamp for Journalist menunjukkan pentingnya adaptasi skill.
Perusahaan teknologi terus mengembangkan solusi AI. IBM merilis model Granite 3.0 untuk kebutuhan bisnis yang semakin kompleks.
Pendekatan humoris seperti Jensen Huang ketika ditanya tentang AI menunjukkan berbagai perspektif pemimpin industri.
Masa depan pekerjaan dengan AI masih penuh ketidakpastian. Tapi yang pasti, adaptasi dan pembelajaran terus-menerus menjadi kunci.