Technologue.id, Jakarta - Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat oleh SpaceX hancur saat kembali ke Bumi setelah hampir menyelesaikan uji terbang ketiganya. Roket sepanjang 120 meter dengan berat sekitar 5.000 ton jika bahan bakarnya terisi penuh lepas landas dari pelabuhan antariksa SpaceX, bernama Starbase, di Teluk Meksiko di Boca Chica, Texas pada 14 Maret 2024.
SpaceX bertujuan untuk menggunakan pesawat ruang angkasa itu suatu hari nanti untuk membawa astronot ke bulan dan Mars. Untuk pertama kalinya, Starship menorehkan pencapaian tertingginya, namun kontak hilang selama tahap akhir pengujian, tepat saat pesawat tersebut kembali memasuki atmosfer.
SpaceX tidak bermaksud untuk memulihkan kapal tersebut, ketika mendekati rencana masuk ke Samudera Hindia beberapa menit kemudian. Akhirnya, Starship terbakar atau pecah saat masuk kembali.
Baca Juga:
Pertanyaan "Panas" Diduga Jadi Penyebab Elon Musk Batalkan Kemitraan Don Lemon
“Kapalnya hilang. Jadi tidak ada splashdown hari ini. Tetapi sekali lagi, sungguh luar biasa melihat seberapa jauh kemajuan yang kami capai kali ini," kata Dan Huot dari SpaceX. Elon Musk, miliarder pendiri SpaceX, berkata di X, platform media sosialnya, “SpaceX telah berkembang pesat".
Dua upaya sebelumnya berakhir dengan ledakan booster 33 mesin pesawat ruang angkasa, yang dijuluki Super Heavy. Roket raksasa itu dirancang untuk membawa hingga 100 astronot.
Jika disandingkan, Starship berdiri 10 meter lebih tinggi dari roket Saturn V yang mengirim manusia ke bulan pada tahun 1969.
Sekadar informasi, upaya peluncuran Starship pertama berlangsung empat menit dan yang kedua berlangsung delapan menit, dengan yang terakhir ini berhasil mencapai luar angkasa. Uji coba peluncuran yang ketiga berlangsung lebih dari 50 menit.