
Pernahkah Anda melihat orang tua menyipitkan mata saat membaca menu restoran atau pesan di ponsel? Atau mungkin Anda sendiri mulai merasakannya? Itu bukan sekadar efek penuaan biasa, melainkan gejala presbiopia—gangguan penglihatan dekat yang hampir pasti dialami seiring bertambahnya usia. Selama ini, solusinya cenderung terbatas: kacamata baca atau operasi. Tapi bagaimana jika ada cara yang lebih sederhana, semudah meneteskan obat mata?
Presbiopia terjadi ketika lensa mata kehilangan elastisitasnya, membuat fokus pada objek dekat menjadi sulit. Kondisi ini umumnya mulai dirasakan di usia 40-an dan semakin memburuk seiring waktu. Meski bukan penyakit berbahaya, dampaknya terhadap kualitas hidup cukup signifikan. Aktivitas sehari-hari seperti membaca, menjahit, atau bahkan melihat layar ponsel menjadi tantangan tersendiri.
Namun, kabar menggembirakan datang dari dunia medis. Penelitian terbaru yang dipresentasikan dalam Kongres Masyarakat Eropa untuk Ahli Bedah Katarak dan Refraktif (ESCRS) mengungkap bahwa tetes mata khusus bisa menjadi alternatif non-invasif untuk mengatasi presbiopia. Temuan ini tidak hanya menjanjikan perbaikan penglihatan yang signifikan, tetapi juga kemudahan penggunaan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Dari Buenos Aires dengan HarapanPenelitian yang dipimpin oleh Giovanna Benozzi, direktur Pusat Penelitian Presbiopia Lanjutan di Buenos Aires, melibatkan 766 pasien dengan rata-rata usia 55 tahun. Yang menarik, formula tetes mata ini dikembangkan oleh almarhum Jorge Benozzi, ayah Giovanna, menjadikan presbiopia seperti "bisnis keluarga" yang penuh dedikasi.
Formula tersebut mengandung dua bahan aktif: pilokarpin yang berfungsi mengerutkan pupil dan mengkontraksi otot siliaris (otot yang berperan dalam kemampuan mata melihat objek pada jarak berbeda), serta diklofenak, obat anti-inflamasi non-steroid yang mengurangi peradangan dan ketidaknyamanan yang sering ditimbulkan oleh pilokarpin.
Pasien dalam penelitian ini menggunakan tetes mata dua kali sehari, dengan kemungkinan dosis ketiga jika diperlukan. Meski semua menerima diklofenak dengan dosis sama, konsentrasi pilokarpin bervariasi antara 1%, 2%, atau 3%. Pemantauan dilakukan menggunakan bagan Jaeger—alat ukur ketajaman penglihatan dekat—satu jam setelah pemberian pertama dan berlanjut selama dua tahun.
Hasil yang Membuat Mata TerbelalakHasil penelitian ini cukup mencengangkan. Satu jam setelah pemberian tetes pertama, pasien menunjukkan perbaikan rata-rata 3,45 garis pada bagan Jaeger. Bahkan, 99% dari 148 pasien yang menerima formulasi 1% pilokarpin mencapai penglihatan dekat optimal dan mampu membaca dua garis tambahan atau lebih.
Yang lebih impressive, perbaikan ini bertahan hingga dua tahun. Bahkan Benozzi menyatakan memiliki pasien di luar penelitian yang telah menggunakan tetes mata ini selama lebih dari satu dekade. "Penglihatan dekat fungsional yang baik dipertahankan oleh sekitar 83% dari semua pasien pada 12 bulan," ungkapnya dalam pernyataan ESCRS.
Untuk formulasi yang lebih kuat, hasilnya semakin menjanjikan. Sebanyak 69% dari 248 pasien yang menggunakan formulasi 2% dan 84% dari 370 pasien dengan formulasi 3% mampu membaca tiga garis tambahan atau lebih pada bagan Jaeger.
Bukan Solusi Sempurna, Tapi Penuh HarapanMeski hasilnya menggembirakan, penelitian ini memiliki keterbatasan. Sebagai studi retrospektif satu pusat, semua pasien ditangani di tempat yang sama dan data dikumpulkan setelah fakta. Profesor Burkhard Dick dari Rumah Sakit Mata Universitas Bochum Jerman, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengingatkan bahwa "desain yang terbatas berarti hasil mungkin tidak berlaku untuk semua orang."
Pilokarpin sendiri dikenal dapat menyebabkan efek samping seperti penglihatan kabur, penglihatan redup atau gelap, melihat kilatan cahaya atau "floaters," dan dalam kasus yang jarang, ablasi retina. Dalam penelitian ini, beberapa pasien mengalami penglihatan redup sementara, iritasi selama pemberian tetes mata, dan sakit kepala, namun tidak ada yang menghentikan pengobatan.
Benozzi menekankan bahwa tetes mata ini bukan dimaksudkan untuk menggantikan operasi, melainkan sebagai alternatif yang nyaman yang dapat mengurangi kebutuhan akan kacamata baca. "Profesional perawatan mata sekarang memiliki pilihan farmakologis berbasis bukti yang memperluas spektrum perawatan presbiopia di luar kacamata dan operasi."
Masa Depan Perawatan Mata yang Lebih PraktisPenelitian ini membuka pintu bagi pendekatan baru dalam menangani presbiopia. Untuk pasien yang bukan kandidat operasi atau enggan menggunakan kacamata, tetes mata bisa menjadi solusi yang revolusioner. Terlebih lagi, respons pengobatan ternyata disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi—pasien dengan presbiopia kurang parah merespons terbaik dengan konsentrasi 1%, sementara mereka dengan kondisi lebih lanjut memerlukan konsentrasi 2% atau 3%.
Meski masih diperlukan studi multisenter jangka panjang yang lebih luas untuk mengonfirmasi keamanan dan efektivitasnya, temuan ini memberikan harapan nyata. Bayangkan saja: bangun pagi, meneteskan mata, dan bisa membaca koran atau pesan di ponsel tanpa harus mencari kacamata. Itu bukan lagi impian distant future, melainkan kemungkinan yang sedang diujicoba secara ilmiah.
Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, di mana layar ponsel dan komputer menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, solusi praktis untuk presbiopia seperti ini tentu sangat dinantikan. Sementara menunggu penelitian lebih lanjut, setidaknya kita tahu bahwa ilmu pengetahuan terus berinovasi untuk membuat hidup kita sedikit lebih mudah—bahkan untuk hal-hal kecil seperti membaca menu restoran tanpa harus menyipitkan mata.