
Technologue.id – Industri chip global mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal II 2025, dengan pendapatan foundry internasional melonjak 14,6% menjadi US$41,7 miliar. Namun, yang paling mencolok adalah dominasi Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) yang berhasil menguasai 70% pangsa pasar berkat permintaan tinggi untuk akselerator AI, smartphone, dan PC generasi terbaru.

Data terbaru dari TrendForce menunjukkan TSMC meraup pendapatan lebih dari US$30 miliar pada kuartal tersebut, mencatatkan performa terkuat sepanjang sejarah perusahaan. Pencapaian ini tidak terjadi secara kebetulan. Sementara pesaing mengalami kesulitan, TSMC memanfaatkan kepemimpinan proses manufakturnya untuk mengamankan kontrak chip yang menggerakkan segala hal mulai dari iPhone Apple hingga GPU pusat data Nvidia.
Hampir tiga perempat penjualan TSMC sekarang berasal dari node 7nm dan di bawahnya, dengan node 3nm saja menyumbang sekitar seperempat dari pendapatan wafer. Wafer-wafer ini menjadi fondasi untuk GPU Blackwell, CPU Zen 5 AMD, dan Mac seri M Apple.

Waktu peluncuran ini sangat penting. Permintaan smartphone bangkit kembali setelah beberapa tahun tertekan, sementara produsen PC menambah stok menjelang gelombang laptop berkemampuan AI yang akan tiba musim gugur ini. Sementara itu, Nvidia terus menyerap setiap wafer berkinerja tinggi yang dapat ditemukan, mendorong pengiriman GPU rekor untuk pusat data dan konsumen.
Kemampuan pengemasan lanjutan TSMC — yang sangat penting untuk menumpuk memori dan komputasi bersama — memberikan keunggulan yang tidak dapat disaingi oleh kompetitor pada skala yang sama.

Sebagai perbandingan, Samsung berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar 9% dalam bisnis foundry-nya, tetapi tetap berada di posisi kedua dengan 7,2% pangsa pasar. Kemenangan Samsung termasuk chip smartphone dan chip inti untuk Nintendo Switch 2, tetapi kesenjangan antara perusahaan Korea tersebut dan TSMC tidak pernah lebih lebar.
Operasi foundry Intel yang masih baru hanya merupakan sebagian kecil dari ukuran pasar, meskipun miliaran dolar telah dialokasikan untuk proyek fab AS. Menurut laporan, SMIC China mengalami penurunan pendapatan 1,7% dari kuartal sebelumnya, karena masalah produksi node lanjutan dan penundaan pengiriman yang diakibatkannya, menempatkannya di posisi ketiga dengan 5,1% pangsa pasar.

Bagi penggemar PC dan gamer, implikasi dari perkembangan ini bersifat ganda. Kabar baiknya adalah chip yang lebih canggih mengalir lebih banyak daripada sebelumnya, meredakan kelangkaan yang membuat rak GPU kosong pada tahun 2021. Kabar buruknya? Harganya tidak akan lebih murah.
Node 2nm TSMC yang akan datang diperkirakan akan memiliki harga premium dibandingkan 3nm, dan Nvidia sudah mulai menaikkan harga GPU untuk mengkompensasi kenaikan biaya wafer. Ketegangan ini — pasokan lebih banyak, biaya lebih tinggi — mendefinisikan industri silikon pada tahun 2025.
Dengan TSMC sekarang mengendalikan tujuh dari setiap sepuluh dolar yang dihabiskan di pasar foundry, jelas bahwa perusahaan ini melakukan lebih dari sekadar menunggangi gelombang AI. Dominasi teknologi dan kapasitas produksi mereka telah menciptakan posisi yang hampir tidak tertandingi dalam ekosistem semiconductor global.
Perkembangan ini juga mencerminkan betapa pentingnya kemajuan dalam node proses semiconductor bagi pertumbuhan teknologi modern. Dari komputasi awan hingga perangkat konsumen, hampir setiap aspek teknologi mutakhir bergantung pada inovasi yang dihasilkan oleh foundry seperti TSMC.
Melihat ke depan, industri terus memantau bagaimana persaingan akan berevolusi, terutama dengan investasi besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai negara untuk mengembangkan kapasitas semiconductor domestik mereka. Namun untuk saat ini, TSMC tetap menjadi raja yang tak terbantahkan di dunia foundry chip.