Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Vantage Studios: Ubisoft Berubah Total dengan Dukungan Tencent
SHARE:

Pernahkah Anda membayangkan sebuah raksasa game seperti Ubisoft tiba-tiba memutuskan untuk membongkar struktur internalnya dan memulai babak baru? Itulah yang sedang terjadi. Di tengah gejolak industri game yang semakin kompetitif, langkah strategis bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Ubisoft, rumah bagi franchise legendaris seperti Assassin's Creed dan Far Cry, baru saja melakukan manuver besar yang bisa mengubah masa depannya.

Latar belakangnya adalah tekanan bertubi-tubi yang dihadapi perusahaan Prancis ini. Beberapa tahun terakhir, Ubisoft menghadapi tantangan signifikan: sejumlah game yang gagal memenuhi ekspektasi, penutupan studio, dan gelombang pemutusan hubungan kerja. Dalam situasi seperti ini, bertahan dengan model bisnis lama ibarat bermain Russian roulette dengan masa depan perusahaan. Mereka membutuhkan perubahan fundamental, bukan sekadar perbaikan kosmetik.

Jawabannya datang dalam bentuk Vantage Studios, anak perusahaan baru yang didukung penuh oleh raksasa teknologi China, Tencent. Ini bukan sekadar rebranding atau pembentukan divisi baru, melainkan fondasi dari transformasi operasional menyeluruh yang diumumkan Ubisoft Maret lalu. Dengan investasi €1,16 miliar dari Tencent, Vantage Studios menjadi katalisator perubahan yang ditunggu-tunggu.

Vantage Studios: Lebih Dari Sekadar Nama Baru

Nama "Vantage Studios" mungkin terdengar sederhana, tetapi proses pemilihannya mencerminkan filosofi baru Ubisoft. Nama ini dipilih melalui voting yang melibatkan 2.300 karyawan Ubisoft—sebuah langkah demokratis yang jarang terlihat di perusahaan sebesar ini. Pemberian nama melalui partisipasi staf ini mengisyaratkan perubahan budaya perusahaan menuju model yang lebih inklusif dan menghargai suara internal.

Vantage Studios bukan sekadar anak perusahaan biasa. Ini adalah "creative house" pertama dalam struktur baru Ubisoft yang bertujuan memberikan otonomi lebih besar kepada tim pengembang. Yang membuatnya istimewa adalah portofolio franchise yang diampunya: Assassin's Creed, Far Cry, dan Rainbow Six. Tiga franchise ini adalah tulang punggung bisnis Ubisoft, menghasilkan pendapatan signifikan tahun demi tahun. Mempercayakan aset paling berharga kepada Vantage Studios menunjukkan betapa seriusnya Ubisoft dengan transformasi ini.

Three-panel view: Assassin's Creed, Far Cry, and Rainbow Six.

Struktur tim Vantage Studios pun dirancang untuk mendukung visi otonomi ini. Studio akan mengoperasikan tim yang tersebar di berbagai kantor Ubisoft di Montréal, Quebec City, Sherbrooke, Saguenay, Barcelona, dan Sofia. Penyebaran geografis ini memungkinkan kolaborasi global sambil mempertahankan identitas lokal masing-masing tim—sebuah pendekatan yang semakin populer di industri game modern.

Strategi Tencent: Dari Investor Penuh ke Peran Penasehat

Keterlibatan Tencent dalam Vantage Studios patut mendapat perhatian khusus. Meskipun mengucurkan investasi €1,16 miliar, Tencent hanya mengambil kepemilikan minoritas dalam Vantage Studios. Yang lebih menarik, Tencent akan berperan sebagai penasehat, dengan keputusan akhir tetap berada di tangan co-CEO Vantage Studios. Ini adalah pendekatan yang cerdas dari kedua belah pihak.

Bagi Tencent, investasi ini memberikan akses ke tiga franchise game terbesar Ubisoft tanpa harus mengambil alih kendali kreatif. Sementara bagi Ubisoft, mereka mendapatkan suntikan modal segar dan keahlian operasional Tencent—yang telah terbukti sukses dengan berbagai investasi game global—tanpa kehilangan identitas kreatif mereka. Seperti halnya dalam game fighting mobile, kolaborasi yang tepat bisa menghasilkan sinergi yang menguntungkan semua pihak.

Model partnership ini mencerminkan tren baru dalam industri game di mana perusahaan besar berkolaborasi daripada bersaing secara langsung. Tencent mendapatkan exposure ke pasar Barat, sementara Ubisoft mendapatkan sumber daya untuk memperkuat posisinya di pasar Asia—sebuah win-win solution di era game yang semakin global.

Co-CEO dan Visi Otonomi Kreatif

Kepemimpinan Vantage Studios dipercayakan kepada dua nama berpengalaman: Christophe Derennes dan Charlie Guillemot. Penunjukan co-CEO ini sendiri sudah mengindikasikan pendekatan kolaboratif dalam pengambilan keputusan. Charlie Guillemot, dalam pernyataannya Juli lalu, menjelaskan visi di balik struktur baru ini.

"Fokus kami adalah mengembangkan model operasi Ubisoft untuk memberikan lebih banyak fokus, lebih banyak otonomi, dan lebih banyak akuntabilitas kepada tim sehingga mereka bisa tetap selaras dengan pemain kami," kata Guillemot. "Pengambilan keputusan akan lebih cepat, dan juga lebih mudah untuk berubah arah ketika kami perlu mengubah haluan."

Pernyataan ini bukan sekadar jargon corporate. Dalam praktiknya, ini berarti tim pengembang Assassin's Creed, Far Cry, dan Rainbow Six akan memiliki kebebasan lebih besar dalam membuat keputusan kreatif tanpa harus melalui birokrasi korporat yang berlapis. Pendekatan ini mirip dengan studio independen yang bisa bergerak cepat merespons feedback pemain, tetapi dengan sumber daya perusahaan besar.

Model "creative house" ini sebenarnya sudah diuji oleh beberapa publisher sukses. Yang membedakan, Ubisoft menerapkannya pada franchise yang sudah mapan, bukan studio baru dengan IP baru. Ini adalah terobosan berani mengingat risiko yang menyertainya. Seperti dalam pengembangan game mobile, keseimbangan antara kreativitas dan disiplin bisnis menjadi kunci kesuksesan.

Implikasi bagi Masa Depan Ubisoft

Keberhasilan Vantage Studios akan menentukan arah Ubisoft dalam beberapa tahun ke depan. Jika model ini berhasil, kita bisa melihat "creative house" lainnya bermunculan di bawah payung Ubisoft. Perusahaan telah menyatakan akan mendirikan creative house lainnya "di bawah bendera DNA bersama dan keahlian pengembangan."

Yang masih menjadi pertanyaan adalah franchise apa yang akan ditangani creative house berikutnya. Dengan Vantage sudah mengelola tiga franchise utama, kemungkinan creative house berikutnya akan fokus pada IP yang lebih niche atau proyek-proyek eksperimental. Ini bisa menjadi kabar baik bagi penggemar yang menginginkan variasi dari formula game Ubisoft yang selama ini dianggap terlalu "template".

Transformasi ini juga datang di saat yang tepat. Baru-baru ini, Microsoft menambahkan game-game Assassin's Creed, Far Cry, dan Rainbow Six ke Game Pass—langkah yang dilihat banyak analis sebagai upaya mengurangi dampak kenaikan harga layanan tersebut sebesar 50 persen. Kehadiran franchise ini di platform subscription major seperti Game Pass membuka audiens baru yang potensial bagi Vantage Studios.

Vantage Studios mulai beroperasi hari ini, menandai babak baru dalam sejarah Ubisoft. Perubahan struktural sebesar ini selalu mengandung risiko, tetapi juga membawa harapan untuk kebangkitan kreatif. Bagi penggemar yang sudah lama menantikan inovasi dari franchise favorit mereka, langkah Ubisoft ini layak untuk diacungi jempol. Seperti dalam evolusi game fighting di platform mobile, adaptasi terhadap perubahan pasar adalah kunci survival di industri yang terus berubah cepat.

Yang pasti, semua mata sekarang tertuju pada Vantage Studios. Apakah otonomi yang lebih besar akan menghasilkan game-game yang lebih segar dan inovatif? Atau justru akan menciptakan fragmentasi dalam ekosistem Ubisoft? Jawabannya akan terlihat dalam rilis-rilis mendatang dari tiga franchise legendaris yang kini berada di tangan baru ini. Satu hal yang pasti: Ubisoft tidak lagi bermain aman, dan itu adalah perkembangan yang menarik untuk disimak.

SHARE: