Technologue.id, Jakarta - Perum Produksi Film Negara (PFN) gandeng Viu, platform layanan menonton online, untuk berikan pelatihan buat para calon sineas muda Indonesia yang tersaring di kegiatan Viu Pitching Forum (VPF).
Kolaborasi adalah yang pertama dilakukan PFN bareng Viu untuk lahirkan bakat dan talenta para calon pembuat film dari generasi muda, mulai dari generasi milenial sampai generasi Z.
Direktur Produksi PFN, Tjandra Wibowo, pada pertemuan virtual Hari Selasa (8/6), mengatakan bahwa. “Ini adalah salah satu komitmen PFN untuk mendorong talenta-talenta muda Indonesia yang punya kekayaan ide, gagasan cerita, dari berbagai pelosok di Tanah Air.”
Menurutnya, banyak calon sineas ini yang punya ide, tidak sedikit jumlahnya tapi mereka kerap kali terkendala, khususnya dari sisi distribusi. Hadirnya kolaborasi ini diharapkan (bisa jadi wadah untuk) ide-ide mereka bisa muncul yang tadinya hanya di satu daerah bisa masuk ke tingkat global.
Di dalam pelatihan itu nantinya para finalis terpilih untuk ikuti pelatihan yang disebut "Viu Pitching Forum Masterclass” itu akan belajar bukan cuma presentasikan karya mereka untuk didistribusikan, tapi juga dibekali dasar-dasar untuk bikin film seperti menulis naskah dengan ikuti tren yang sedang berkembang sampai mengarahkan dalam pembuatan film bersama sutradara-sutradara andal.
Ada 13 mentor yang bakal ajarkan para peserta yang terpilih dalam “VPF Masterclass”, semua mentor itu juga pernah terlibat sebagai produser, sutradara, maupun penulis naskah para film-film karya orisinil Viu.
Di antaranya seperti Monty Tiwa, yang pernah garap serial “The Publicist”, Andi Bachtiar Yusuf yang pernah arahkan “Star Stealer” dan naskahnya berasal dari finalis VPF 2019, bahkan salah satu sutradara senior dari PFN yaitu Erwin Arnada.
“Kita ini tengah mengasah mutiara-mutiara yang ada di pelosok-pelosok tanah air dengan melihat luasnya geografis Indonesia. Menjadikan forum ini wadah untuk menemukan konten dengan nilai yang berkarakter dan bisa menjadi kebanggaan kita bersama tidak hanya untuk Indonesia tapi juga masyarakat luas.” Kata Tjandra.
Ia pun berharap kerjasama dan kolaborasi ini tidak berhenti pada satu periode masa pencarian bakat saja, tapi juga bisa terus berlanjut mengingat perkembangan dunia perfilman terus bergerak setiap tahunnya.
Viu pun menyatakan kesiapannya untuk hasilkan dan bawa talenta Indonesia ke kancah internasional dengan hasil didikannya untuk bikin film orisinil yang berkualitas tinggi.
Head of Original Production Indonesia dan Malaysia dari Viu, Sahana Kamath. Menyampaikan, lewat kolaborasi dengan PFN maka, acara VPF bisa lebih berkembang untuk hasilkan SDM di industri perfilman khususnya di kawasan Asia Pasifik yang berkualitas.
“Pada akhirnya para peserta yang ikut acara ini akan punya kemampuan pitching dan juga lewat kolaborasi dengan PFN kita semakin punya perspektif yang unik untuk di setiap kelas yang diikuti oleh para finalis dan calon sineas ini.” Kata Sahana.
Para finalis yang terpilih ikuti “VPF Masterclass” berhasil menarik penyelenggara VPF 2020/2021 dengan naskah buatan mereka yang dikirimkan pada akhir 2020.
Ada 10 orang finalis yang bakal ikut “VPF Masterclass” yang diselenggarakan secara online selama satu minggu, bersama dengan para ahli perfilman di Tanah Air.
Nantinya di akhir acara, salah satu karya akan diwujudkan untuk dijadikan sebuah film orisinil yang digarap bersama-sama dengan PFN dan juga Viu.
Karya itu akan ditayangkan di 16 negara dan didistribusikan lewat platform Viu dan bisa ditonton oleh jutaan pelanggan Viu.