"Melalui integrasi ini, pencarian pekerjaan akan 25% lebih efektif dan relevan. Di sisi perusahaan, proses seleksi kandidat dapat dilakukan lebih cepat dengan memanfaatkan AI, di mana 75% kandidat Indonesia mementingkan proses rekrutmen yang lancar dan tepat waktu," tambah Varun Mehta, COO Indonesia Jobstreet by Seek.
Bagi pemberi kerja, platform ini menggunakan model AI untuk menilai kecocokan pencari kerja dan memberikan rekomendasi dengan memproses data dari berbagai sumber, termasuk resume, deskripsi iklan lowongan kerja, dan perilaku pemberi kerja untuk pengalaman kerja sebelumnya.
Selain itu, pemberi kerja juga dapat mempercepat proses seleksi dengan menambahkan pertanyaan-pertanyaan yang direkomendasikan oleh AI di iklan lowongan kerja mereka. Untuk membuat proses pencarian kerja menjadi lebih efisien dan relevan, mereka dapat dengan mudah dicocokkan dengan pekerjaan yang direkomendasikan oleh AI.
Memanfaatkan AI, Seek memprediksi kapan seseorang menjadi kandidat kuat untuk suatu posisi dengan menunjukkan tanda 'calon pelamar kuat', sehingga pencari kerja dapat membuat keputusan yang lebih tepat untuk melamar suatu posisi.
“Potensi AI lebih dari sekadar efisiensi. Kami memfasilitasi pencarian pekerjaan yang lebih sesuai antara perusahaan dan pencari kerja, dengan dukungan teknologi AI. Teknologi ini dapat memberikan keadilan dalam perekrutan,” ucap Grant Wright, GM Marketplace & AI Products, Seek.
Baca Juga:
Manfaatkan Layanan Ini Jika Mobil Listrik Kehabisan Daya di Tengah Jalan
Sebagai informasi, kehadiran Jobstreet bermula dari investasi Eek sebesar AUD$180 juta yang dilakukan melalui akuisisi Jobstreet dan Jobsdb 10 tahun yang lalu. Saat ini, lebih dari 500 juta orang menggunakan aplikasi tersebut.
"Dalam hal ini, kami ingin mewujudkan ambisi dalam membantu 500 juta orang mengembangkan karir mereka dengan lima juta perusahaan di kawasan Asia Pasifik," tambah Peter.